SURABAYA - Ketua DPC Gerinda Surabaya Cahyo Harjo Prakoso menganggap deklarasi menangkan kotak yang diusung Aliansi Relawan Surabaya Maju merupakan hal yang wajar.
Cahyo juga menyebut, deklarasi menangkan kotak kosong bukan bentuk ketidak berhasilan suatu proses demokrasi. Pasalnya urai dia, sebelum masa reformasi pemilihan kepala daerah juga ada dari legislatif kendati secara tidak langsung.
Baca juga: Pastikan Aman, Polisi Kawal Distribusi Logistik Pilkada Serentak 2024
"Tapi tetap proses demokrasi, nah ini juga terjadi, apakah kotak kosong itu tidak demokratis ya belum tentu juga." sergah Cahyo, Selasa (10/9).
"Gerakan bumbung kosong, proses demokrasi ya, ada yang setuju ada yang enggak setuju, itu wajar sih, biasa saja tapi selalu saya sampaikan bahwa bumbung kosong atau calon tunggal itu bukanlah bentuk tidak berhasilnya suatu proses demokrasi," tambah Cahyo.
Cahyo mengklaim 18 partai yang merapat mendukung Eri Cahyadi dan Armuji (Erji), karena pasangan tersebut sosok yang diharapkan masyarakat bisa membangun Surabaya lebih baik.
Baca juga: Pilkada Serentak 2024, Ratusan Personal Pengamanan TPS Ikuti Rikkes
Sehingga wajar bila semua parpol berbondong-bondong mengusung pasangan Erji untuk kepemimpinan periode berikutnya.
"Bumbung kosong tidak di Surabaya saja, tapi Gresik, Trenggalek, Ngawi dan Kota Pasuruan," tutur Cahyo
Cahyo menegaskan, dukungan Gerindra kepada petahana Eri Cahyadi dan Armuji (Erji) merupakan langkah yang tepat, karena diusulkan oleh Prabowo Subianto.
Baca juga: DPC POSNU Sumenep Belum Dapat Sertifikat Pemantau, Padahal Daftar Oktober 2024
Maka dari itu, Cahyo menyebut meski melawan bumbung kosong proses demokrasi itu berjalan kendati di internal partai politik.
"Partai politik itu punya struktur, dan semuanya menyampaikan bahwa nama yang diusulkan oleh Pak Prabowo adalah nama yang tepat untuk kita usung," tegas Cahyo
Editor : Redaksi