BANGKALAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Bangkalan sosialisasi dan pencanangan 100 persen Desa Cinta Statistik (Cantik) di Aula Gedung PKP-RI Bangkalan, pada Rabu (9/10/).
Sosialisasi sebagai langkah strategis untuk pendataan dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bangkalan.
Baca juga: Himacitra Periode 2024 - 2025 Resmi Dilantik, Siap Berkontribusi untuk Kemajuan Tragah
Insaf Santoso, Kepala BPS Bangkalan menjelaskan, Program desa cantik merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang berbasis bottom up.
"Sekarang ini pada pemerintahannya Prabowo ini pembangunannya dari desa, maka dari desa harus bagus dan hanya desa itu yang bisa mendatanya," jelas Insaf tikta.id
Sedangkan tujuan dari program ini ialah untuk meningkatkan kapasitas kepala desa dalam memahami literasi statistik, sehingga desa-desa di Bangkalan memiliki kemampuan mengelola data secara mandiri.
"Tujuannya agar desa ini mempunyai literasi statistik karna kalau sebelumnya data itu dari atas," tuturnya.
Pada acara sosialisasi dan pencangan cantik BPS mengundang seluruh kepala desa di kabupaten Bangkalan untuk berpartisipasi.
"Seluruh desa kami undang," tegasnya.
Setelah diadakan sosialisasi dan Pencangan, selanjutkan akan program pembinaan yang dilakukan secara bertahap, dimulai dari satu desa ke desa lain yang sudah dinilai mampu dalam pengelolaan data
"Cuman untuk pembinaannya itu bertahap, kalau satu desa bagus maka pindah ke desa lainnya," katanya
Baca juga: Gandeng Himacitra, Kemenpora Sosialisasi Pemuda Anti Rokok
Di sisi lain, Ismet Effendi, Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, menegaskan data statistik yang akurat merupakan salah satu instrumen pendukung yang tidak kalah penting untuk mengentaskan kemiskinan.
Mengingat Kabupaten Bangkala menduduki peringkat kedua (18.67%) dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur.
"Statistik ini, sangat dibutuhkan oleh pemerintahan Bangkalan karena kemiskinan di Bangkalan ini berada di nomor 2 kabupaten termiskin di Jawa Timur," tegas ismet pada saat sesi penyampaian materi.
Selain data kemiskinan, Ismet juga mengungkapkan angka putus sekolah juga tinggi.
Dia menyebut, anak-anak di Bangkalan cukup banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), melainkan ke pondok pesantren, sehingga tercatat sebagai putus sekolah di data BPS.
Baca juga: Diskusi dengan Nelayan, Luluk Siap Sulap Kampung Nelayan jadi Desa Wisata
Menurutnya, hal ini dirasa perlu di data ulang kembali, untuk selanjutnya dikaji ulang oleh Pemkab Bangkalan agar tidak menimbulkan kesalahan data dalam kebijakan pendidikan.
"Karna 50% anak-anak SD di Bangkalan tidak melanjutkan pendidikan ke SMP, akan tetapi lanjut ke Ponpes, dan itu sama BPS di catat berhenti sekolah, dan itu perlu di data ulang," ungkapnya.
Acara sosialisasi dan Pencangan mendapat Rep positif dari Ahmad perwakilan desa karangleman, kecamatan Tragah.
Dikatakan, Acara ini sangat bagus untuk desa dan menambahkan ilmu baru kepada pihak desa, utamanya desa masih belum mengerti apa itu data statistik.
"Ya harapannya dengan sosialisasi ini mampu meningkatkan Desa yang lebih maju dan sejahtera." tandasnya.
Editor : Redaksi