Kenapa Masih Gengsi Minta Maaf? Ini 8 Alasan yang Sering Tak Disadari

Reporter : Nita Rosmala
Ilustrasi, pixabay

JAKARTA - Dalam hubungan apa pun baik pertemanan, keluarga, maupun percintaan kemampuan untuk meminta maaf itu penting. Tapi kenyataannya, tidak semua orang mudah mengucapkan dua kata sederhana: “maaf, ya.”

Ada sebagian orang yang lebih memilih diam, menghindar, atau pura-pura lupa, padahal sudah jelas ia melakukan kesalahan. Bahkan berkali-kali. Lalu kenapa tetap mempertahankan gengsi dan enggan minta maaf? Ini beberapa alasannya:

Baca juga: Rapi dan Mahal Nggak Cukup, Ini 5 Detail Outfit yang Sering Jadi Blunder

1. Takut Terlihat Lemah

Beberapa orang memandang permintaan maaf sebagai tanda menyerah. Ia khawatir akan kehilangan “kekuatan” di mata orang lain jika mengakui kesalahan. Padahal justru sebaliknya, berani minta maaf merupakan bentuk keberanian emosional yang tak semua orang punya.

2. Ego Terlalu Tinggi

Ada juga yang terlalu sibuk mempertahankan ego. Sebab, mengaku salah berarti kalah. Dan karena tidak ingin merasa kalah, sehingga lebih memilih bersikap defensif atau bahkan menyalahkan orang lain.

3. Citra Diri Harus Sempurna

Orang-orang seperti ini punya kebutuhan besar untuk terlihat selalu benar. Ia menjaga image begitu kuat sampai-sampai takut kalau minta maaf akan merusak reputasi nya yang “nggak pernah salah”.

4. Tidak Terlatih Introspeksi

Sulit minta maaf bisa juga karena satu hal sederhana: tidak terbiasa menyadari kesalahan sendiri. Ia tidak terbiasa mengevaluasi diri. Akibatnya, meski sudah menyakiti orang lain, tetap merasa “biasa aja”.

Baca juga: Terjabak Gengsi dan Terikat Duniawi, Pemikiran Tidak Matang: Dewasa Rasa Anak-anak

5. Lingkungan dan Pola Asuh

Pola asuh juga punya andil besar. Jika sejak kecil seseorang tidak pernah diajarkan untuk meminta maaf, atau bahkan menyaksikan orang tuanya tidak pernah melakukannya, maka ia bisa tumbuh dengan pola yang sama.

6. Malu Berlebihan

Ada juga yang sebenarnya sadar salah, tapi gengsinya diselimuti rasa malu. Ia takut ditolak, takut tidak dimaafkan, atau bahkan takut dianggap drama kalau minta maaf secara terbuka.

7. Takut Akan Respons Lawan

Baca juga: Haus yang Tak Pernah Hilang: Ketika ‘Cukup’ Tak Pernah Merasa Cukup

Buat sebagian orang, minta maaf itu bukan hanya menundukkan hati tapi juga pertaruhan emosi. Ia takut permintaan maaf justru membuka ruang untuk dimarahi, dijudge, atau diserang balik.

8. Merasa Sudah Terlalu Sering Salah

Ada kalanya seseorang merasa dirinya "selalu salah" di mata orang lain. Akhirnya, ia jadi apatis. “Minta maaf pun percuma, toh tetap disalahkan.” Ini yang kemudian memicu kebiasaan defensif dan sikap acuh.

Catatan: Dalam hubungan yang sehat, gengsi bukan fondasi. Dan meminta maaf bukan soal kalah atau menang, tapi soal keberanian mengakui bahwa kita manusia biasa yang bisa khilaf.

Kalau ada orang di sekitarmu yang seperti ini, mungkin bukan karena dia tidak peduli, tapi karena hatinya belum cukup lapang untuk mengalahkan egonya sendiri.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru