SURABAYA – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM, mengapresiasi dukungan media massa dalam mengedukasi masyarakat terkait pencegahan stunting.
Hal itu disampaikan Maria saat mengikuti secara daring kegiatan Talkshow Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas” yang digelar BKKBN bersama Tribun Network, Rabu (15/10).
Baca juga: BKKBN Dorong Kolaborasi Nasional Lewat Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas”
“Kita berharap angka stunting di Jawa Timur terus menurun dengan peran aktif media, untuk menyuarakan dan memberi edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Maria menyebut, tiga tahun terakhir Jawa Timur mencatat tren penurunan signifikan angka stunting. Berdasarkan data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting sebesar 17,7 persen turun menjadi 14,7 persen dalam SSGI 2024, atau penurunan sekitar tiga poin.
“Kunci keberhasilan Jawa Timur ada pada tiga hal: kolaborasi lintas program, partisipasi masyarakat, dan dukungan media,” jelasnya.
Baca juga: Wihaji Tinjau Program Gizi dan Motivasi Ribuan Kader KB di Surabaya
Menurut Maria, tantangan terbesar di Jawa Timur masih ada pada empat kluster penyebab stunting, yakni pola asuh, kemiskinan, faktor bawaan, dan sanitasi lingkungan. Dari empat itu, yang paling dominan adalah pola asuh.
Karena itu, BKKBN Jatim terus memperkuat peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang beranggotakan bidan, kader PKK, dan kader KB.
Baca juga: BKKBN Jatim Gelar Upacara HUT RI ke-80, Tekankan Program Peningkatan SDM
Saat ini, sedikitnya 93 ribu TPK aktif memberikan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting, terutama calon ibu hamil dan keluarga dengan anak balita.
“Di perkotaan, pola pengasuhan sering diserahkan kepada pengasuh atau asisten rumah tangga yang belum terpapar pengetahuan pengasuhan anak. Maka kami dorong agar mereka juga mendapat edukasi pengasuhan yang baik,” tambah Maria.
Editor : Redaksi