SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menggelar kegiatan akbar bertajuk “Hajatan Nusantara”.
Acara tersebut akan berlangsung selama tiga hari, mulai 17 hingga 19 Oktober 2025, di Balai Pemuda Surabaya.
Baca juga: Tokoh Lintas agama di Surabaya Deklarasikan Komitmen Jaga Kota Pahlawan Tetap Kondusif
Kegiatan ini diawali dengan Opening Ceremony yang dirangkai dengan pengukuhan sejumlah lembaga di bawah PCNU Surabaya, di antaranya LP Ma’arif, LDNU, LBM, LWAKAF, dan LTM. Pembukaan juga akan dimeriahkan dengan Lomba Da’i Aswaja serta Bazaar UMKM yang menampilkan beragam produk unggulan warga NU dan pelaku usaha lokal.
Ketua PCNU Kota Surabaya, KH Masduki Toha, dalam sambutannya menyampaikan rasa haru dan keprihatinan atas berbagai musibah yang menimpa dunia pesantren akhir-akhir ini. Ia menyinggung insiden yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny serta sejumlah peristiwa lain yang melibatkan kiai dan pesantren.
“Menjelang Hari Santri ini, kami merasa sedih dengan musibah yang menimpa pesantren dan kiai kita. Tanpa angin, tanpa hujan, tanpa apa-apa, guru-guru kita dilecehkan luar biasa. Santri, pesantren, dan kiai hari ini menjadi perbincangan yang luar biasa. Kami menangis,” ujarnya penuh haru.
Ia pun mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk memperkuat doa, kebersamaan, dan kesolidan di tengah berbagai ujian yang sedang dihadapi.
“Kami mohon doa dari para alim, para kiai, para masyaikh, dan para sepuh agar cobaan yang bertubi-tubi ini dapat kita hadapi dengan sabar serta tetap dalam ridha Allah SWT. Sebab Nahdlatul Ulama tidak bisa dipisahkan dari pesantren, dari kiai, dan dari santri,” imbuhnya.
KH Masduki Toha juga menegaskan pentingnya menjaga kesolidan warga Nahdlatul Ulama serta meneladani perjuangan para kiai dan pesantren dalam sejarah berdirinya bangsa.
Baca juga: KH Masduki Toha Resmi Dilantik sebagai Ketua PCNU Surabaya Masa Khidmat 2024-2029
“Ke depan, kesolidan warga Nahdlatul Ulama harus terus dijaga. Kita harus memperkuat peran dalam mendukung kiai, menghidupkan pesantren, dan menggaungkan kembali sejarah perjuangan pesantren di masa lalu. Republik ini tanpa kiai, tanpa pesantren, tanpa santri, tidak akan wujud seperti ini,” tegasnya.
Ia menambahkan, setiap cobaan harus dijadikan bahan introspeksi bersama.
“Harapan kami, apapun musibah dan ujian yang datang menjadi bagian dari introspeksi dan muhasabah diri, agar ke depan semuanya bisa menjadi lebih baik,” pungkasnya.
Rangkaian Hajatan Nusantara akan berlanjut pada 18 Oktober 2025 dengan beragam agenda, antara lain Senam Sehat, Talkshow Literasi, Festival Patrol, dan Festival Banjari, serta pengukuhan lembaga-lembaga seperti LKNU, LTN, LAKPESDAM, LESBUMI, RMI, dan FALAKIYAH.
Baca juga: Pasar Rame 2025: PC NU Surabaya Dorong UMKM dan Hidupkan Semarak Ramadan
Adapun pada 19 Oktober 2025, kegiatan akan diisi dengan Lomba Nadhom, Closing Ceremony, serta pengukuhan lembaga lainnya, seperti LKK, LPBH, LPNU, LAZISNU, dan LPBI, sekaligus pengumuman pemenang lomba.
Sebagai penutup seluruh rangkaian peringatan, PCNU Surabaya juga akan menggelar Istighosah Kubro dan Doa Bersama pada 21 Oktober 2025 di Gedung Hoofdbestuur PCNU Kota Surabaya.
Melalui kegiatan Hajatan Nusantara ini, PCNU Surabaya berharap semangat para santri, kiai, dan pesantren terus hidup sebagai kekuatan moral dan spiritual bangsa, sekaligus menjadi penggerak utama dalam membangun peradaban Indonesia yang berkeadilan dan berkeadaban.
Editor : Redaksi