Unbroken Kisah Ketangguhan Manusia dalam Belenggu Perang

Reporter : Nita Rosmala
Unbroken

JAKARTA - Unbroken bukan sekadar film biografi. Karya Angelina Jolie ini menggambarkan ketahanan manusia dalam menghadapi kekejaman perang. Berdasarkan kisah nyata Louis Zamperini, seorang pelari Olimpiade yang berubah menjadi tawanan perang, Unbroken membawa penonton ke dalam perjalanan luar biasa tentang harapan, penderitaan, dan keteguhan hati.

Alur: Dari Kejayaan ke Penderitaan

Baca juga: Sumuru Peradaban Matriarki di Tengah Konflik dan Hasrat Kekuasaan

Film dibuka dengan pertempuran udara di Perang Dunia II. Louis Zamperini (Jack O’Connell), seorang prajurit AU Amerika, bertahan di pesawat yang dihujani tembakan musuh. Namun, alur kembali ke masa kecilnya, di mana Louis kecil adalah anak nakal yang sering mendapat masalah. Kakaknya, Pete, melihat potensi dalam dirinya dan mendorongnya menjadi pelari. Berkat kerja kerasnya, Louis tampil di Olimpiade 1936.

Perang mengubah segalanya. Saat menjalankan misi penyelamatan, pesawatnya jatuh di Samudra Pasifik. Ia dan dua rekannya bertahan di rakit selama 47 hari, menghadapi kelaparan, hiu, dan badai sebelum akhirnya ditangkap tentara Jepang.

Di kamp tahanan perang, Louis menghadapi siksaan brutal dari komandan kamp, Mutsuhiro Watanabe (Takamasa Ishihara), atau “The Bird.” Watanabe melihat Louis sebagai ancaman dan berusaha menghancurkan semangatnya. Namun, meski dihajar, dipaksa melakukan pekerjaan berat, dan hampir mati kelaparan, Louis menolak menyerah.

Karakter: Kekuatan dan Kebrutalan yang Kontras

Baca juga: "American Gangster" Kisah Kedigdayaan dan Kejatuhan Frank Lucas

Louis Zamperini – Sosok yang bertransformasi dari pembuat onar menjadi atlet hebat, lalu menjadi simbol ketahanan manusia. Kekuatan mentalnya diuji habis-habisan, tetapi ia tetap teguh.

Mutsuhiro Watanabe – Antagonis utama yang menikmati kekuasaan dan penderitaan orang lain. Ia tak hanya menyiksa fisik Louis, tetapi juga berusaha menghancurkan jiwanya.

Pete Zamperini – Kakak yang selalu percaya pada Louis. Nasihatnya, “A moment of pain is worth a lifetime of glory,” menjadi pegangan hidup Louis di saat terberatnya.

Baca juga: Hostiles Antara Tugas, Dendam, dan Saat Musuh Menjadi Kawan

Pesan Moral: Ketahanan dan Pengampunan

Unbroken bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang bagaimana manusia bisa menemukan kekuatan dalam keputusasaan. Louis membuktikan bahwa tekad lebih kuat dari siksaan fisik. Yang lebih mengesankan, setelah perang, ia memilih memaafkan penyiksanya, membuktikan bahwa kemenangan sejati bukan dalam membalas dendam, tetapi dalam meraih kedamaian.

Kisah ini mengingatkan bahwa ketahanan manusia bisa melampaui batas. Seperti yang dikatakan Louis Zamperini, “If you can take it, you can make it.”

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru