SURABAYA – Jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Surabaya, tahun ini mencapai 38.202 siswa, berdasarkan data yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya.
Angka ini menjadi sorotan anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am. Ia menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan lanjutan bagi para lulusan tersebut.
Baca juga: Pedagang Menanti, Komisi B DPRD Surabaya Desak Revitalisasi Pasar Kembang Dikebut
“Sesuai dengan paparan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya kemarin, disebutkan bahwa terdapat empat jalur dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). Pertama, Jalur Afirmasi sebesar 20%, Jalur Perpindahan Orang Tua atau mutasi sebesar 5%, Jalur Prestasi sebesar 35%, dan Jalur Domisili sebesar 40%,” ujar Ghoni pada Minggu (20/4).
Lebih lanjut, Ghoni mengatakan bahwa ketersediaan kursi atau kuota penerimaan siswa baru perlu dicermati dengan lebih seksama, terutama jika dibandingkan dengan jumlah calon peserta didik yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Baca juga: 65 Tahun PMII, M. Faridz Afif: Perkuat Peran, Kawal Kebijakan, Bela Kepentingan Rakyat
“Ketersediaan kursi sebagai kuota harus benar-benar diperhitungkan dengan cermat, mengingat adanya berbagai kemungkinan dari para lulusan SD/MI, seperti memilih melanjutkan pendidikan ke luar kota, luar pulau, masuk pondok pesantren, atau mengikuti perpindahan dinas orang tua mereka, dan lain sebagainya,” tambah Legislator muda PDI-P.
Tak hanya itu, Ghoni juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendampingi dan mengawasi pendidikan anak-anak mereka.
Baca juga: Harlah ke-65, Eks Aktivis PMII: Kader Harus Peka Zaman Siap Hadapi Tantangan Global
Ia menyebut bahwa sebagian besar anak-anak yang terjerumus ke dalam kenakalan remaja, berasal dari keluarga dengan pola pengasuhan yang kurang baik.
“Banyak orang tua lupa, bahwa dengan menyekolahkan anaknya, mereka pikir tanggung jawabnya sudah selesai. Kolaborasi semua sektor itu penting untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa, khususnya di Kota Pahlawan ini. Termasuk lingkungan sekitar, bagaimana membentuk karakter anak itu menjadi lebih baik lagi untuk melanjutkan tongkat estafet generasi berikutnya,” tutupnya
Editor : Redaksi