Broken Embraces: Kisah Cinta, Rahasia, dan Sinema dari Pedro Almodovar

Reporter : Nita Rosmala
Tangkapan layar Broken Embraces

JAKARTA - Broken Embraces (Los Abrazos Rotos, 2009) karya Pedro Almodóvar yang memadukan melodrama, noir, dan kecintaan mendalam pada dunia perfilman. Dengan Penélope Cruz sebagai bintang utama, film ini menghadirkan kisah penuh gairah tentang cinta, pengkhianatan, dan kehilangan, dibalut dalam visual yang memukau dan narasi yang kompleks. Film ini bukan hanya tentang cerita, tapi juga tentang bagaimana Almodóvar merayakan seni sinema itu sendiri. Mari kita selami lebih dalam!

Kisah Cinta yang Patah di Dunia Sinema

Baca juga: The Second Wife (1998): Cinta, Cemburu, dan Tawa di Pedesaan Italia

Broken Embraces berpusat pada Harry Caine (Lluís Homar), seorang penulis skenario buta di Madrid yang dulunya adalah sutradara terkenal bernama Mateo Blanco. Kehidupannya yang kini tenang bersama agennya, Judit (Blanca Portillo), dan putra Judit, Diego (Tamar Novas), terganggu ketika kabar kematian pengusaha kaya Ernesto Martel (José Luis Gómez) membawa kenangan masa lalu kembali.

Melalui serangkaian flashback ke tahun 1990-an, kita diajak melihat masa ketika Mateo masih bisa melihat dan sedang menyutradarai film berjudul Girls and Suitcases. Di proyek ini, ia bertemu Lena (Penélope Cruz), seorang aktris cantik yang menjadi kekasih Ernesto, produser film tersebut.

Lena, yang awalnya terpaksa menjalin hubungan dengan Ernesto untuk membiayai pengobatan ayahnya, jatuh cinta pada Mateo. Namun, kecemburuan Ernesto memicu serangkaian intrik, ia menyuruh putranya, Ernesto Jr. (Rubén Ochandiano), untuk memata-matai Lena dan Mateo dengan merekam proses syuting.

Ketegangan meningkat hingga puncaknya pada sebuah kecelakaan tragis yang mengubah hidup Mateo selamanya.

Baca juga: The Second Wife (1998): Cinta, Cemburu, dan Tawa di Pedesaan Italia

Narasi film ini melompat antara masa kini dan masa lalu, mengungkap rahasia demi rahasia dengan gaya yang penuh liku. Almodóvar menjalin tema cinta obsesif, pengkhianatan, dan proses kreatif perfilman, menciptakan kisah yang emosional sekaligus intelektual.

Cinta, Kehilangan, dan Kekuatan Sinema

Broken Embraces adalah surat cinta Almodóvar untuk perfilman. Film ini mengeksplorasi bagaimana sinema bisa menjadi cermin kehidupan, tempat untuk memproses trauma, dan sarana untuk menemukan penebusan.

Baca juga: The Second Wife (1998): Cinta, Cemburu, dan Tawa di Pedesaan Italia

Tema-tema seperti voyeurisme, obsesi, dan pengkhianatan dijalin dengan narasi tentang keluarga dan identitas. Karakter Mateo, yang kehilangan penglihatan namun tetap “melihat” melalui karya seninya, menjadi simbol ketahanan kreatif.

Film ini juga punya dimensi autobiografis. Almodóvar pernah menyebut skripnya sebagai yang paling kompleks yang pernah ia tulis, mencerminkan pengalamannya sebagai sutradara yang terus bergulat dengan masa lalu dan proses kreatif.

Adegan penutup, di mana Mateo berusaha “memperbaiki” filmnya yang dirusak, adalah metafora kuat tentang menyembuhkan luka melalui seni.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru