JAKARTA – Tidak semua orang berani menghadapi kenyataan hidup. Sebagian memilih melarikan diri, bahkan dengan cara paling ekstrem: menciptakan identitas baru.
Itulah yang diangkat film Arthur Newman (2012), sebuah drama romantis yang menyuguhkan perjalanan batin dua jiwa yang terluka.
Baca juga: The Quiet (2005), Thriller Psikologis Penuh Rahasia Gelap
Disutradarai Dante Ariola, film ini memasangkan dua bintang besar: Colin Firth dan Emily Blunt. Keduanya dipertemukan dalam kisah tentang Wallace Avery, pria yang muak dengan hidupnya dan memalsukan kematian demi memulai segalanya dari nol sebagai “Arthur Newman.”
Dalam pelariannya, ia bertemu Mike, perempuan dengan luka keluarga dan trauma pribadi. Pertemuan ini bukan hanya kebetulan, melainkan titik balik yang membawa mereka dalam perjalanan penuh eksperimen identitas.
Sepanjang cerita, Arthur dan Mike sering menyusup ke rumah orang lain, lalu berpura-pura menjadi pasangan berbeda.
Dari adegan inilah muncul momen yang menggugah keinginan untuk merasakan hidup orang lain justru memperlihatkan betapa mereka kesepian dengan diri sendiri.
Baca juga: The Quiet (2005), Thriller Psikologis Penuh Rahasia Gelap
Film ini menyajikan drama introspektif, dengan ritme tenang namun sarat makna, membuat penonton ikut mempertanyakan apakah kita sungguh bahagia dengan hidup yang dijalani?
Penampilan Colin Firth begitu meyakinkan sebagai pria yang ingin menghapus jejak masa lalunya.
Sementara Emily Blunt mencuri perhatian lewat ekspresi rapuh namun penuh energi, menyeimbangkan nada film yang cenderung muram.
Baca juga: Obsessed (2009), Thriller Romantis yang Angkat Kisah Perselingkuhan dan Obsesif
Chemistry keduanya membuat Arthur Newman terasa intim, meski ceritanya lebih menekankan proses penyembuhan batin ketimbang romansa konvensional.
Meski tidak meraih kesuksesan besar di box office, film ini mendapat tempat tersendiri di kalangan penonton yang menyukai drama reflektif.
Lebih dari kisah tentang identitas palsu, Arthur Newman berbicara tentang keberanian untuk menerima diri sendiri. Dalam perjalanan menjadi orang lain, keduanya justru menemukan makna hidup yang sebenarnya.
Editor : Redaksi