BANDUNG - Kementerian Haji dan Umrah Provinsi Jawa Barat menggelar Seleksi Petugas Haji Tahap 1 tingkat keumatan kota secara serentak bersama seluruh provinsi di Indonesia. Seleksi ini menjadi tahap awal penjaringan petugas yang akan diberangkatkan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Haji dan Umrah Jawa Barat, Boy Hari Novian mengatakan, seleksi tahun ini didesain lebih transparan dan akuntabel, sesuai arahan Menteri Haji dan Umrah mengenai peningkatan kualitas rekrutmen petugas.
Baca juga: 40 Jemaah Haji Masih Dirawat di Saudi, Ini Nomor KUH yang Bisa Dihubungi
“Melalui seleksi tahun ini, kami berharap dapat terpilih petugas-petugas yang profesional, berintegritas, dan amanah. Ini adalah komitmen kami untuk memastikan pelayanan jemaah semakin baik,” ujar Boy, dalam keterangannya, Kamis (4/12)
Di Jawa Barat, sekitar 3.000 peserta mengikuti ujian yang dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota. Mereka memperebutkan formasi petugas yang jumlahnya terbatas, baik untuk petugas kloter maupun petugas PPIH Arab Saudi.
“Dengan banyaknya peserta, kami optimistis bisa mendapatkan petugas yang benar-benar memenuhi kriteria. Seleksi ini bukan sekadar formalitas, tetapi proses serius untuk mendapatkan pelayan jemaah yang terbaik,” ucap Boy.
Salah satu pembaruan penting pada seleksi tahun ini adalah penerapan transparansi nilai secara real-time. Setiap peserta dapat langsung melihat hasil ujian mereka sesaat setelah menyelesaikan tes.
“Kami umumkan siapa yang lolos Tahap 1 pada hari yang sama. Tidak ada lagi menunggu besok atau dua hari kemudian. Ini untuk menghilangkan kecurigaan, memastikan tidak ada permainan di belakang,” tegas Boy.
Pada Tahap 2, yang mencakup CAT dan wawancara, prinsip keterbukaan juga diterapkan. Nilai dan peringkat peserta dapat diakses publik sebagai bentuk komitmen penyelenggara untuk menjaga objektivitas.
“Kami ingin seleksi ini steril dari intervensi apa pun. Transparan, adil, dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Boy.
Baca juga: Meski di Tanah Suci, Arif Fathoni Tetap Pikirkan Kota Kelahiran : 'Yok opo rek kabare Suroboyo?'
Tahun ini jumlah jemaah reguler Jawa Barat mengalami penurunan, sehingga kuota petugas ikut menyesuaikan. Jawa Barat mendapat 68 kloter, masing-masing berisi dua petugas: TPHI (Ketua Kloter) dan TPI (Pembimbing Ibadah). Total hanya tersedia 136 formasi petugas kloter.
Selain itu, terdapat formasi PPIH Arab Saudi untuk layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, pembimbing ibadah, dan Siskohat. Setiap kategori hanya membutuhkan satu orang.
“Karena formasinya sangat terbatas, persaingan tahun ini cukup ketat. Kami harap peserta memberi yang terbaik agar yang lolos benar-benar yang paling kompeten,” ujar Boy.
Jika dibanding tahun sebelumnya, penurunan kloter cukup signifikan. Tahun lalu Jawa Barat mendapatkan 86 kloter atau sekitar 170-an petugas. Kini hanya 68 kloter.
Baca juga: Terduga Pelaku Copet Saat Kepulangan Jamaah Haji di Pemalang Diamankan
Petugas Lolos Akan Jalani Pelatihan Intensif 10 Hari. Bagi peserta yang lolos, Kementerian Haji dan Umrah Jawa Barat menyiapkan pelatihan intensif selama sekitar 10 hari, mencakup aspek administratif hingga pemahaman ibadah (VKHJ).
“Kami tekankan bahwa sekitar 50–60 persen jemaah haji Jawa Barat adalah lansia. Petugas harus memiliki empati, kesabaran, dan kesiapan fisik. Mereka harus bekerja sepenuh hati,” kata Boy.
Tahun ini seleksi dibuka untuk masyarakat umum. Hanya posisi Ketua Kloter (TPHI) yang masih dikhususkan bagi ASN. Untuk Pembimbing Ibadah (TPI) dan seluruh formasi PPIH Arab Saudi, masyarakat umum dapat mendaftar selama memenuhi syarat.
“Ini bagian dari upaya memperluas kesempatan sekaligus meningkatkan kualitas calon petugas,” tutup Boy.
Editor : Redaksi