Segera Beroperasi, SPPG Gubeng Mojo 3 Siap Salurkan MBG Untuk 1300 Penerima di Tahap Awal

Reporter : Restu Cahya
SPPG Gubeng Mojo 3

SURABAYA - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Surabaya Gubeng Mojo 3 siap mendukung program pemerintah dalam penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG). Terletak di Jalan Mojoklanggru Kidul No. 66 Kel. Mojo, Kec. Gubeng, Kota Surabaya, usai dibuka pada Jumat (5/12), pengoperasian SPPG ini hanya tinggal menunggu support dana dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Ketua Yayasan Tangan Berbagi Kasih sekaligus salah satu pemilik dapur SPPG Gubeng Mojo 3, Fera Andriana mengatakan bahwa sebelum pembukaan, pihaknya bersama tim telah melakukan trial (uji coba) memasak MBG dengan keadaan waktu yang sesungguhnya, yakni dimulai pada pukul 02.00 WIB.

Baca juga: Senyum Ceria Pelajar Sambut Makan Bergizi Gratis

"Kita tinggal nunggu dana dari BGN, setelah itu bisa langsung jalan, mungkin besok dan Senin depan kita bisa running. Sebelum pembukaan ini kita juga sudah melaksanakan trial masak mulai jam 2 dini hari, karena sebelum kita kerja kita harus sudah siap. Jadi begitu dana cair, kita siap kerja. Dan ternyata setelah kita trial, sampai malam makanan tidak basi," kata Fera.

Lebih lanjut, Fera menyebut bahwa untuk tahap awal, SPPG-nya akan menyalurkan MBG untuk 1300 penerima manfaat, yang terdiri dari siswa PAUD, TK, hingga SD dengan total 8 sekolah. Kendati demikian, ke depan tidak menutup kemungkinan jika jumlah penerima akan ditambah, tergantung dari aturan dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah.

"Yang sudah ber-MoU dengan kita ada 8 sekolah di satu kecamatan. Jadi di Gubeng ini sudah ada 2 dapur sebelumnya, kita dapur yang ketiga dapat 8 sekolahan dengan total penerima sementara 1300 di tahap awal, itu dari PAUD, TK, dan SD. Untuk selanjutnya kemungkinan maksimalnya kita ngikutin aturan pemerintah aja, dikasih 2500 kita bisa, dipercaya hingga 3000 Insyaallah kita juga mampu," ungkap Fera.

Adapun untuk mengantisipasi maraknya kasus keracunan MBG, Fera menegaskan bahwa selain merekrut chef (juru masak) bersertifikat serta melibatkan Tim Gizi sebagai pemantau gramatur gizi dan menentukan menu, di dapur SPPG-nya juga yang paling penting adalah mengutamakan kebersihan, baik itu di area dapur, area pemorsian, hingga area pencucian, serta juga ditunjang dengan kebersihan dari karyawan dan relawan yang bertugas.

Baca juga: SPPG Polres Tulungagung Penuhi Standar Higiene Komitmen Sukseskan MBG

"Dapur harus bersih, karyawan dan relawan juga, paling utama kita jaga kebersihannya. Bahkan di area dapur dan area pemorsian benar-benar steril. Area dapur hanya boleh dimasuki untuk chef bersertifikat dan timnya, area pemorsian juga begitu. Untuk masalah cuci ompreng juga harus benar-benar bersih, sampai kita punya pengering ompreng panas yang bisa membunuh bakteri. Itu upaya kami dalam menjaga dari keracunan," papar Fera.

Terkait dengan tenaga kerja yang diserap, Fera memastikan jika hampir 100 persen warga sekitar Kelurahan Mojo diserap menjadi tenaga kerja dapur SPPG-nya, termasuk dengan relawan dan chef-nya. Sementara untuk menu MBG yang nantinya akan diberikan, Kepala SPPG Kota Surabaya Gubeng Mojo 3, M. Gilang Putra Irawan mengatakan telah mendata dan membuat daftar menunya bahkan juga memikirkan untuk menimbang limbah makanannya sebagai bahan evaluasi.

"Untuk menu kita sudah membuat dalam 12 hari, itu sebelum dari pelaksanaan. Kita awalnya tidak tahu kesukaan murid itu bagaimana, terus kita data, kita evaluasi dari awal sampai akhir. Bahkan sampai limbah setiap makanannya juga kita timbang untuk bahan evaluasi dari menu tersebut. Seiring berjalannya waktu kita menilai menu mana yang tidak habis dimakan dan yang tidak disukai, nanti kita tahu dari limbah tersebut," kata Gilang.

Baca juga: Kapolresta Sidoarjo Cek SPPG, Pastikan MBG Sesuai Standar Gizi

Terakhir, Gilang juga memastikan bahwa telah disiapkan pengolahan limbah biopori untuk sisa MBG agar nantinya bisa dijadikan pupuk, serta juga akan dibedakan berdasarkan jenisnya apakah termasuk limbah organik atau anorganik. Tidak hanya itu, bahkan juga telah dilakukan koordinasi dengan pihak RT setempat untuk nantinya bisa mengambil limbah tersebut.

"Kita diskusikan usulan itu dengan tim dapur untuk mencari solusi agar menjadi yang terbaik. Akhirnya untuk limbah kita siapkan biopori agar bisa dijadikan pupuk dan juga membedakan limbah organik atau anorganiknya. Kemudian kita berkoordinasi dengan pihak RT untuk mengambil limbah tersebut," pungkas Gilang.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru