JAKARTA - Ada masanya ketika luka lama hampir sembuh, tiba-tiba orang yang menyebabkannya kembali muncul. Membawa sejuta penyesalan, menawarkan janji baru, dan berharap ada kesempatan kedua. Di titik ini, bisikan orang lain bisa terdengar begitu nyaring “Coba beri dia kesempatan,” atau “Mungkin dia sudah berubah.” Namun, benarkah itu suara nurani, atau hanya gema dari tekanan sekitar?
Menjadi tegas bukan berarti keras kepala. Ini tentang mengenali apa yang pantas dipertahankan, dan apa yang perlu dilepaskan.
Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Mantan Pasangan yang Terus Mengejar
Berikut Sahabat Tikta, beberapa cara agar kamu tidak terombang-ambing oleh opini luar saat mantan pasangan datang mengetuk kembali.
1. Dengarkan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain
Saat orang lain menyarankanmu untuk kembali, tanyakan pada dirimu sendiri: apakah ini keputusan yang kamu inginkan, atau yang mereka ingin kamu ambil? Kadang, orang hanya melihat permukaan hubungan bukan luka yang kamu pendam, bukan proses bangkit yang diam-diam kamu lalui.Luangkan waktu. Jauhkan ponsel. Heningkan suasana. Lalu dengarkan hatimu yang paling jujur.
2. Ingat Alasan Kenapa Dulu Berakhir
Sebuah hubungan tidak berakhir tanpa sebab. Ada luka, ada konflik, ada rasa yang pernah dikhianati. Ketika mantan pasangan datang dengan wajah baru, jangan buru-buru percaya hanya karena dia terdengar meyakinkan. Apakah masalah yang dulu sudah benar-benar selesai? Atau hanya dibungkus dengan kata-kata manis? Mengingat alasan perpisahan bukan untuk menaruh dendam, tapi agar kamu tidak terjebak di lingkaran yang sama.
3. Jangan Jadikan Pendapat Orang Sebagai Tolak Ukur Bahagiamu
Kadang, tekanan justru datang dari orang terdekat, teman, keluarga, bahkan orangtua. Mereka berkata demi kebaikanmu, tapi kebaikan versi mereka belum tentu cocok dengan kenyamananmu.
Baca Juga: Momentum Keputusan Bijak: Antara Harapan dan Masa Depan untuk Rujuk Usai Idulfitri dengan Mantan
Yang akan menjalani hubungan bukan mereka. Maka keputusan akhir tetap ada di tanganmu. Tegaslah menjaga batasan, sekalipun harus mengecewakan ekspektasi orang lain.
4. Waspadai Rayuan Bernama Nostalgia
Saat mantan pasangan mulai mengingatkan tentang masa lalu yang indah, kamu mungkin merasa bimbang. Tapi ingat, kenangan manis seringkali menipu. Ia menyamarkan bagian pahit yang sebetulnya jadi alasan kenapa hubungan itu runtuh.
Nostalgia bukan validasi untuk kembali. Ia hanya bagian dari ingatan, bukan realita yang harus diulang.
Baca Juga: Malam Takbiran Bareng Mantan Pasangan: 8 Alasan Kenapa Ini Bisa Jadi Momen Berkesan
5. Kuatkan Support System yang Netral dan Waras
Daripada mendengarkan semua suara, pilih orang-orang yang bisa memberikan perspektif jernih. Mereka yang tidak memaksamu untuk kembali atau menjauh, tapi mendengarkan dengan empati dan mengingatkan realita. Teman yang waras lebih berharga daripada kerumunan yang bising.
Catatan
Menerima kembali seseorang dari masa lalu bukanlah keputusan yang bisa diambil dalam semalam apalagi jika dorongannya lebih besar dari luar ketimbang dari dalam dirimu sendiri. Menjadi kuat bukan tentang menolak cinta, tapi tahu kapan cinta itu tak lagi sehat untuk dipelihara. Jangan biarkan suara luar membungkam suara hatimu. Sebab, pada akhirnya, kamu yang paling tahu luka dan sembuhmu.
Editor : Redaksi