Tikta.id - Orang yang tulus kemudian tak lagi respek atau bersikap dingin kepadamu bisa jadi karena sikapmu. Apalagi hubungan kalian sudah terhitung berjalan sekian lama. Namun tanda-tanda yang kamu tunjukkan semakin hari tambah bias dan tidak ada kepastian hubungan yang mendalam.
Ada banyak faktor yang menyebabkan orang tulus tidak lagi respek kepadamu. Apa saja Sahabat Tiktakers, berikut ini kami ulaskan:
Baca juga: Kenali, Ini Ciri-ciri Orang yang Tak Patut Diperjuangkan, Meskipun Kamu Mempunyai Perasaan Mendalam
Cuek Berlebihan
Cuek berlebihan kepada orang yang tulus cepat atau lambat akan membuatnya berpaling darimu, ini beda bila kamu merespon walau agak telat. Ia masih bisa bertahan karena mengganggap masih ada harapan untuk meyakinkan mu.
Sikap cuek berlebihan jangan dibiarkan menjadi benalu dalam diri kamu. Sebab, jangankan orang yang punya perasaan, teman biasa juga akan ogah komunikasi lagi bila kamu terus-terusan cuek berlebihan. Maka respon lah komunikasi seseorang dengan bijak, agar kamu tidak dianggap sombong, si dia pun tetap merasa nyaman berkomunikasi.
Sering Membatalkan Janji
Kerap membatalkan janji juga bakal menyakiti orang yang tulus. Bayangkan, di tengah kesibukannya ia menyempatkan waktu mengajakmu makan siang atau malam. Tiba-tiba kamu membatalkan begitu saja janji yang telah disepakati. Padahal orang tersebut mengabari sudah ada di tempat.
Sikap arogan dan angkuh semacam ini tidak perlu kamu umbar, agar orang yang tulus tidak kehilangan respek sama kamu. Dia mengajak kamu makan siang atau malam sudah pasti punya keinginan meningkatkan keseriusan dalam hubungan.
Menghilang Saat Diajak Lebih Serius
Sikap tulus seseorang lambat laun juga terkikis saat kamu diajak bicara lebih serius menghilang. Dia ingin ngajak bicara lebih serius karena kamu tidak hanya dijadikan sebagai teman nongkrong saja, diskusi, tapi diharapkan bisa hidup bersama membangun rumah tangga hingga akhir zaman.
Baca juga: Niat Pria Tulus Ini Tak Pernah Padam Menjadikanmu Permaisuri, Meski Kamu Sempat Menjauhinya
Komunikasi dengan Orang Lain di Depannya
Komunikasi atau telpon dengan laki-laki lain saat kamu di depan dia merupakan tindakan fatal. Apalagi dilakukan kerap kali,
Ini lambat laun juga akan mengikis rasa tulusnya. Sebaiknya bila engkau dewasa atau tidak kekanak-kanakan tidak melakukan hal itu. Pending dulu, beritahu bahwa engkau lagi sibuk atau lagi ada aktivitas, agar dia tidak jengkel atau menimbulkan rasa kecewa yang mendalam. Lantas dia pergi berlalu tanpa basa-basi.
Sebaiknya kalau ingin berkomunikasi dengan seseorang dijelaskan terlebih dahulu. Misalnya maaf ada tepon dari si A atau si B, sehingga terkesan tidak ada dusta.
Memportal Komunikasi
Memportal komunikasi merupakan cara picik dan tidak cerdas, sebaiknya agar dia tetap menaruh respek dan tulus kepadamu jangan lakukan itu. Komunikasikan secara baik-baik dan jujur, apa masalahnya, apa kendalanya. Bila kamu sering memportal komunikasi dipastikan orang itu juga akan bersikap dingin kepadamu.
Sebab, kamu dianggap bukan sesosok orang yang berkelas, yang bisa diandalkan membangun rencana masa depan bersama. Bahkan dianggap masih kekanak-kanakan dan lari dari masalah. Padahal komunikasi itu merupakan kunci utama dari tiap interaksi.
Baca juga: Tak Cuma Jadi Teman, Pria Ini Malah Ingin Kamu Jadi Permaisurinya Dilihat dari Sikapnya
Tidak Berubah
Orang yang tulus dan kemungkinan tak lagi respek karena sikap kamu yang tidak pernah berubah, tidak pernah memahami akan ketulusan dia. Apalagi komunikasi kalian sudah berjalan sekian lama.
Orang yang bijak dan cerdas tak mungkin terus menerus akan mengejar mu. Karena menurutnya itu membuang energi dan tidak fokus pada pekerjaan. Sebab, hubungan yang berkualitas itu berjalan seirama, saling mengerti, memahami dan menerima apa adanya.
Catatan: bila hanya satu orang yang matian-matian memperjuangkan rasa tulusnya, dipastikan terjadi ketimpangan, dan itu merupakan perbuatan yang rusak. Karena sesuatu yang tak pasti tidak perlu diperjuangkan berdarah-darah. Ditambah lagi dengan sikap kamu yang terkesan seenaknya mempermainkan dia, dan masih kekanak-kanakan
Editor : Redaksi