SURABAYA – Kisah inspiratif Ade Candra (29), penyandang disabilitas fisik asal Simo Jawar, Surabaya, viral di berbagai media online dan menyentuh hati banyak orang. Lolos dari maut setelah kecelakaan tragis yang memaksanya menjalani tujuh kali operasi, Ade bangkit menjadi fotografer profesional bersertifikasi BNSP. Namun, di balik prestasinya sebagai fotografer panggilan dan fotografer klub sepak bola amputasi PERSAS, Ade menghadapi kendala ekonomi sehingga terpaksa meminjam kamera untuk bekerja.
Cerita perjuangan Ade memantik simpati publik dan harapan agar ia mendapatkan dukungan yang layak. Ketua LIRA Disability Care (LDC) Surabaya, Andy Iwan Hermansyah, turut menyuarakan keprihatinannya atas keterbatasan yang dialami Ade dan mendesak Pemerintah Kota Surabaya untuk segera bertindak.
Baca juga: Ade Candra: Dari Keterbatasan Fisik Menuju Lensa Profesional
“Kisah Ade adalah bukti nyata semangat pantang menyerah dan dedikasi luar biasa. Ia menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya dan berprestasi,” ujar Andy Iwan, yang juga seorang penyandang disabilitas netra, pada Sabtu (11/1) di sebuah kedai kopi di kawasan Tambaksari, Surabaya.
Pria yang akrab disapa Andi Saksofone itu mendukung penuh perjuangan Ade dan meminta Pemkot Surabaya segera turun tangan memberikan bantuan.
“Kami dari LDC sangat mendukung Ade. Kami berharap Pemkot Surabaya memberikan perhatian khusus, misalnya dengan menyediakan peralatan fotografi yang layak. Dengan begitu, Ade dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan mandiri,” tegas Andi.
Baca juga: Ade Candra: Dari Keterbatasan Fisik Menuju Lensa Profesional
Lebih lanjut, Andi menyampaikan bahwa dukungan kepada penyandang disabilitas seperti Ade adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif. Ia menekankan bahwa semua warga negara, termasuk disabilitas, memiliki hak yang sama untuk berkontribusi bagi bangsa.
Untuk mendukung perjuangan Ade, LDC Surabaya sedang mempersiapkan kampanye kreatif yang bertujuan menggalang dukungan moral dan finansial agar Ade dapat memiliki kamera yang memadai.
Baca juga: Ade Candra: Dari Keterbatasan Fisik Menuju Lensa Profesional
Ade sendiri memimpikan memiliki kamera SLR lengkap dengan lensa, yang diibaratkannya sebagai "sayap untuk terbang lebih tinggi". Ia ingin membuktikan kepada dunia, terutama kepada kedua orang tuanya yang selalu mendukungnya, bahwa ia mampu mandiri dan sukses.
Kisah Ade Candra bukan hanya inspirasi, tetapi juga panggilan bagi masyarakat dan pemerintah untuk lebih peduli pada potensi penyandang disabilitas. Mampukah Ade mewujudkan mimpinya? Semua mata kini tertuju pada langkah konkret pemerintah dan masyarakat dalam mendukung perjuangannya.
Editor : Redaksi