Yuga Pratisabda Dorong Sistem Parkir Cashless untuk Tekan Kebocoran PAD

Reporter : Aldi Fakhrudin
Yuga Pratisabda Widyawasta

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Yuga Pratisabda Widyawasta, angkat bicara, atas sering terjadinya kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir.

Menanggapi hal tersebut, Yuga mendorong Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya untuk segera menerapkan sistem pembayaran nontunai atau cashless, khususnya untuk kendaraan roda empat. 

Baca juga: Komisi B DPRD Surabaya Soroti Pajak Parkir Toko Modern, Usulkan Perda Inisiatif

“Mobil itu harus bayar pakai QRIS. Itu kan mudah. Semua orang yang punya mobil pasti minimal punya kartu Flazz karena mereka butuh e-toll,” ujar Yuga, Rabu (2/7).

Politisi asal PSI ini juga menyarankan agar Dishub memulai uji coba sistem cashless di satu lokasi yang ramai pengunjung, sebagai langkah awal sebelum diterapkan lebih luas.

“Coba satu tempat dulu, paling gampang ya Jalan Tunjungan. Kalau berhasil, baru diperluas ke area lain,” tegasnya.

Tak hanya itu, Ia juga mencontohkan, bahwa kebijakan serupa telah diterapkan di Kota Medan, di mana para juru parkir (jukir) dibekali perangkat Electronic Data Capture (EDC) untuk memudahkan transaksi nontunai.

“Di Medan sudah berjalan. Setiap jukir punya EDC yang dikalungkan di badan. Meski masih ada penyalahgunaan, setidaknya itu sudah menjadi kebijakan yang baik. Minimal diterapkan di satu atau dua tempat dulu supaya masyarakat tahu dan bisa disosialisasikan,” jelasnya.

Yuga menilai, kunci keberhasilan sistem ini terletak pada kemudahan akses bagi pengguna. Jika jukir dibekali EDC portabel, masyarakat akan lebih mudah melakukan pembayaran dengan tap kartu elektronik.

Baca juga: CDEP Nilai Penertiban Jukir Liar Hanya Sensasi, Bukan Solusi

“Saya yakin, semakin banyak transaksi cashless, maka kebocoran PAD akan semakin berkurang,” imbuhnya.

Ia juga menyoroti penerapan sistem cashless yang saat ini masih belum optimal karena berlaku menyeluruh untuk semua jenis kendaraan, termasuk sepeda motor. 

Padahal, menurutnya, banyak pengendara sepeda motor yang belum memiliki kartu elektronik, sehingga transaksi tunai masih dominan dan tujuan mengurangi kebocoran belum tercapai.

“Pengendara motor yang nggak punya Flazz, akhirnya tetap bayar tunai. Jadi, tetap saja kembali ke sistem cash,” ungkapnya.

Baca juga: Bukan Hanya Tertib, Ini Pesan Zuhro Soal Parkir Liar di Surabaya

Karena itu, ia menekankan pentingnya memfokuskan penerapan awal pada kendaraan roda empat. “Saya yakin 80 persen pemilik mobil pribadi sudah punya e-toll. Mereka pasti bisa dan justru lebih suka. Jujur, kalau parkir di mal, saya lebih nyaman tap kartu Flazz daripada bayar tunai,” tuturnya.

Yuga menambahkan, usulan tersebut telah ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Dishub Surabaya beberapa bulan lalu dan mendapat tanggapan positif.

“Dishub mengapresiasi saran saya dan mereka siap mencobanya. Jadi fokus saja ke mobil dulu. Kalau sistemnya sudah berjalan baik di mobil, baru dikembangkan ke yang lain,” pungkasnya.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru