DPRD Dukung Pembatasan Jam Malam Anak, Tekankan Pendekatan Humanis dan Penguatan Keluarga

Reporter : Aldi Fakhrudin
Akmarawita Kadir

SURABAYA – Ketua Komisi D DPRD Surabaya, dr. Akmarawita Kadir, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pembatasan jam malam bagi anak yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Menurutnya, meski menuai pro dan kontra di masyarakat, kebijakan ini sejatinya memiliki tujuan mulia dalam mendidik dan memperkuat peran keluarga.

Baca juga: Sweeping Jam Malam, Wali Kota Eri Bikin Haru Saat Video Call Orang Tua Anak

“Wajar saja jika ada yang menilai sweeping malam mencemari predikat Kota Surabaya sebagai kota layak anak. Namun, kita harus melihat dari sisi tujuan kebijakan ini,” ujarnya, pada saat dikonfirmasi oleh pawarta tikta.id Rabu (9/7).

Lebih lanjut, Ia menekankan bahwa kegiatan patroli malam atau sweeping oleh Satpol PP dilakukan secara humanis, dengan pendekatan edukatif. Tujuannya adalah untuk mendeteksi lebih dini potensi masalah dalam keluarga, terutama bagi anak-anak yang berkeliaran tanpa pengawasan di malam hari.

Baca juga: Jam Malam Anak, Eri Cahyadi: Ini Bukan Hukuman, Tapi Kasih Sayang

“Kalau ditemukan anak yang keluyuran, dan ternyata orang tuanya lepas tangan, maka pemerintah bisa langsung masuk untuk membantu. Misalnya jika alasannya ekonomi, bisa diarahkan ke program padat karya. Kalau karena keretakan keluarga, maka perlu pendekatan lain,” tambahnya, legislator dari Fraksi Golkar.

Akmarawita juga menegaskan, bahwa sweeping ini bukan tindakan represif, melainkan langkah preventif untuk mengurangi kenakalan remaja seperti tawuran, konsumsi minuman keras, hingga tindakan asusila. Ia berharap kebijakan ini dapat berjalan konsisten dan tidak menimbulkan fobia di tengah masyarakat.

Baca juga: Arif Fathoni Dukung Pembatasan Jam Malam Anak: Orang Tua Tak Boleh Lepas Tangan

“Kalau dijalankan sesuai SOP yang ditetapkan Wali Kota dan dilakukan secara humanis, maka ini justru menguatkan status Surabaya sebagai kota layak anak,” tegasnya.

Dengan demikian, Ia pun mengimbau orang tua untuk lebih aktif mengawasi anak-anaknya dan tidak membiarkan mereka keluar malam tanpa alasan jelas. “Jangan sampai alasan belajar kelompok dijadikan tameng untuk nongkrong hingga subuh, pacaran, atau melakukan hal-hal yang tidak pantas,” pungkasnya.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru