Marak Judi Online, Fatayat NU Surabaya Buka Suara

Camelia Habiba
Camelia Habiba

Tikta.id - Ketua Fatayat NU Surabaya Camelia Habiba turut buka suaa terkait maraknya judi online yang kian meresahkan masyarakat.

Habiba mendorong, Pemkot perlu menguatkan ketahanan keluarga, serta berisnergi dengan ormas kemasyarakatan, departemen keagamaan, memberi penguatan imtaq, agar tercipta keluarga sakinah, mawadah, warahmah

Baca Juga: Remaja 19 Tahun Diamankan, Diduga Pelaku Judi Online

"Mereka diberi bimbingan, bagaimana membangun keluarga sakinah di tengah hiruk pikuknya problem umat saat ini, serta maraknya godaan-godaan digitalisasi," kata Habiba, Jumat (5/7).

Sebab, uraii Habiba, digitalisasi ada plus minusnya, berdampak pada kemanfaatan juga tidak sedikit mudhorot yang ditimbulkan.

"Saya mendorong pemerintah menggandeng seluruh stakeholder untuk bersama-sama memberantas judi online ini," ujar Habiba.

Selain itu, Habiba juga mendorong, aparat kepolisian melalui tim sibernya benar-benar bekerja mengurangi peredaran judi online. Sekaligus melakukan sosialisasi terkait siber itu.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Judol Modus Permainan Bilyard

Pun perlu penguatan ekonomi oleh pemerintah kota. Sebab Habiba meyakini faktor terjadinya judi online didorong kebutuhan ekonomi keluarga yang belum bisa terpenuhi.

"Akhirnya mereka melakukan jalur pintas judi online, jadi candu, penasaran, kemudian ketergantungan dan terbelenggu," terang Wakil Ketua Komisi A Surabaya tersebut.

Habiba memaparkan, dampak judi online sudah sangat mengkhawatirkan, mengakibatkan kriminalitas seperti curanmor bahkan menghilangkan nyawa manusia.

Baca Juga: Sebulan Ungkap Kasus Judol Puluhan Tersangka Diamankan

Menurutnya, ini bukan hanya PR pemerintah tetapi harus melibatkan seluruh stakeholder masyarakat, aparat, bergandengan tangan menyelamatkan masyarakat dari bahaya judi online tersebut.

"Jadi fenomena judi online yang lagi marak, bukan hanya berakibat keretakan rumah tangga, keharmonisan keluarga dan berpengaruh kepada kondisi ekonomi keluarga," tandas Habiba. 

Editor : Redaksi