SURABAYA — Warga Dukuh Watulawang, RT 01 RW 06, Kelurahan Made, Kecamatan Sambikerep, kembali menggelar tradisi Sedekah Bumi sebagai wujud syukur atas hasil panen dan rezeki yang diperoleh, pada Minggu (7/9).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko, Camat Sambikerep Iin Trisnoningsih, Lurah Made Widodo Hadi Santoso, serta para ketua RW setempat.
Baca Juga: Ketua DPRD Surabaya Ucapkan Selamat dan Sukses Raker AWS 2025
Dalam kesempatan itu, Yona Bagus Widyatmoko yang akrab disapa Cak Yebe menyampaikan bahwa tradisi turun-temurun ini patut dilestarikan setiap tahunnya.
“Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen dan kesejahteraan warga. Mari kita rawat bersama agar Surabaya tidak kehilangan identitas budayanya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Yebe mengajak warga untuk menjaga kondusivitas kota melalui penguatan nilai-nilai Kampung Pancasila, seperti gotong royong, tenggang rasa, dan tepo sliro di tengah kemajemukan masyarakat.
“Saya mengajak seluruh warga Dukuh Watulawang untuk bersama-sama menjaga Surabaya dengan memperkuat semangat Kampung Pancasila,” katanya.
Menurutnya, nilai kebersamaan perlu terus dipupuk agar lingkungan tetap harmonis dan masyarakat hidup rukun. Ia juga mendorong warga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih agar peduli membantu sesama.
“Bagi yang lebih mampu, mari ikut membantu warga yang kekurangan. Dengan begitu, Surabaya akan selalu guyub rukun,” tutur Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya ini.
Baca Juga: Johari Mustawan Minta Sekda Baru Optimalkan PAD dan Tingkatkan Anggaran Pendidikan
Cak Yebe juga menekankan pentingnya stabilitas sosial sebagai penopang roda perekonomian. “Kalau situasi tidak kondusif, perekonomian bisa terganggu. Cari makan pun jadi sulit,” tegasnya.
Selain itu, ia menerima aspirasi warga terkait sulitnya mengakses dukungan anggaran dari Pemkot Surabaya untuk pelaksanaan Sedekah Bumi. Menurutnya, banyak RW mengeluhkan kendala administrasi.
“Banyak RW mengaku kesulitan mendapat dukungan anggaran, padahal kegiatan ini penting untuk menjaga kebersamaan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, alokasi anggaran di Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) lebih banyak difokuskan pada kegiatan kesenian tradisional. Namun, akses pencairannya tidak mudah karena membutuhkan rekomendasi resmi dari dinas terkait.
Baca Juga: DPRD Surabaya Berharap Sekda Baru Jadi Penggerak dan Penjaga Stabilitas Pemerintahan
“Itu pun tidak sederhana, karena harus ada rekomendasi Disbudporapar. Akibatnya, panitia lokal sering kesulitan mengakses,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, Cak Yebe berkomitmen membantu pelaksanaan Sedekah Bumi di 12 titik wilayah Sambikerep sepanjang September 2025. Ia menilai tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan juga warisan budaya yang memperkuat persaudaraan antarwarga.
“Sedekah Bumi bukan hanya ritual, tapi juga warisan budaya dan perekat persaudaraan. Pemerintah dan masyarakat harus berjalan bersama untuk menjaganya,” pungkasnya.
Editor : Redaksi