Tikta.id - Buanglah sampah di keranjang cinta begitu tulisan yang tertera pada pintu masuk Gapura menyambut kedatangan para pengunjung di acara parade baca puisi peduli sampah yang digelar di Alun -alun Pemalang, pada Rabu malam (21/8).
Menurut koordinator acara sekaligus juga ketua Dewan Kesenian Pemalang Andi Rustono menuturkan jika, himbauan kepada warga Masyarakat Pemalang terkait dengan edukasi membuang sampah sengaja dirinya bersama komunitasnya, menggunakan bahasa cinta.
Baca juga: Kapolri-Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah
"Ketika Masyarakat dihimbau dengan bahasa aturan baku yang sudah lama berlaku, tingkat kepedulian akan membuang sampah masih belum maksimal, seperti kata larangan jangan buang sampah disini, masyarakat buanganya di tempat lain, " tutur AR begitu biasa Andi Rustono biasa dipanggil.
Lebih lanjut AR mengatakan, jika pajangan yang dirangkai pada Gapura di Alun -alun Pemalang, memanfaatkan sampah juga, seperti Keranjang bekas buah dan peti kayu bekas.
Baca juga: Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat Dari UPT Puskesmas I Kebondalem di SMP Negeri 6 Pemalang
"Pada kenyataannya ketika kita berpikir dan berbuat, barang -barang bekas pun dapat kita manfaatkan menjadi alat edukasi untuk himbauan kepada warga terkait buang sampah pada tempatnya, " tuturnya.
Diketahui Andi Rustono atau biasa dipanggil AR Pemilik sanggar seni Lintang kemukus,terkait dengan permasalahan sampah di kabupaten Pemalang sudah lama, mengedukasi masyarakat dengan mendirikan seni instalasi sampah.
Baca juga: Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat Dari UPT Puskesmas I Kebondalem di SMP Negeri 6 Pemalang
Dengan memanfaatkan sampah dibuat menjadi barang yang bermanfaat, seperti menjadi perabotan rumah tangga dan pajangan hiasan, imbauan buanglah sampah di keranjang cinta ternyata lebih mengena di hati masyarakat, karena artinya membuang sampah dengan bahasa cinta , cinta kepada kebersihan yang berdampak kepada kesehatan masyarakat.
Editor : Redaksi