PEMALANG - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Pemalang adakan program kegiatan adalah sebagai program kelanjutan dan aski nyata terbentuknya Kurikulum Merdeka secara langsung merubah peningkatan program literasi di Indonesia.
Adanya berbagai program yang disajikan secara inovatif untuk mendukung kemampuan memahami secara kritis suatu permasalahan di berbagai media pendidikan utamanya digitalisasi media.
Baca juga: Penyuluhan Perilaku Hidup Sehat Dari UPT Puskesmas I Kebondalem di SMP Negeri 6 Pemalang
Latar belakang jumat literasi ini menurut kepala sekolah SMP negeri 6 Purwaningsih, untuk peningkatan raport mutu pendidikan di SMPN 6 Pemalang.
"Literasi menjadi pengetahuan atau kompetensi dasar yang harus dimiliki seseorang sesuai konteks kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman," kata Purwaningsih, Jum'at (6/8)
Lebih lanjut dirinya mengatakan, Fokus peningkatan program literasi dimulai ketika Kurikulum Merdeka diterapkan pasca pandemi.
"Literasi saat ini berfokus pada literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Dengan demikian, tugas bidang pendidikan haruslah kokoh dalam menguatkan kompetensi literasi yang baru ini," jelasnya.
Administrasi perpustakaan SMP Negeri 6 Pemalang sudah memulai untuk memberikan label pada buku mata pelajaran serta buku-buku ilmu pengetahuan lainnya.
Buku-buku ilmu pengetahuan yang sudah mencukupi dengan baik sesuai dengan kebutuhan para peserta didik. Akan ada beberapa buku bidang kesastraan dirasa masih cukup kurang di perpustakaan, pengoptimalan buku novel, cerpen, antologi berada di pojok baca setiap kelas.
Pojok baca kelas menjadi salah satu bentuk literasi di sekolah yang memiliki slogan Relicmandaya yang bermakna Religius, Cerdas, Mandiri, dan Berbudaya. Peserta didik dibebaskan untuk berkreativitas.
Baca juga: Tak Ada Payung, Pelepah Daun Pisangpun Jadi
Selain untuk program literasi, pojok baca menjadi nilai tambah untuk keindahan kelas. Di sela-sela pembelajaran, peserta didik dapat membaca buku yang telah tersedia di pojok baca kelas mereka Tidak bisa disebut pojok baca bila tidak ada yang mengunjungi dan membaca buku yang ada.
"Aktivitas literasi yang memang perlu diperhatikan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan, literasi saat ini tidak hanya membaca dan berhitung. Akan tetapi, berupa menganalisis dan membuat konklusi berpikir berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, memahami cara kerja mesin atau produk teknologi, kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif," tutupnya.
Program literasi yang lain dari Relicmandaya ini adalah setiap pekan ketiga terdapat pekan literasi. Pekan literasi ini diadakan setiap Jumat.
Teknis pelaksanaan dari pekan literasi ini adalah setiap selesai pembacaan imtaq pagi, peserta didik akan diberi tantangan yang berbeda setiap pekan literasi.
Pada pekan tersebut, peserta didik diberi potongan-potongan kertas yang berisikan sebuah narasi yang belum diketahui apa bentuk teks tersebut.
Baca juga: Dukung Paslon Cabup 02, Ratusan Kader PKS Gelar Flashmob di Sepanjang Jalan Gatot Subroto
Peserta didik akan menyusun potongan tersebut supaya padu dan terbentuklah sebuah teks. Dari kegiatan ini, peserta didik akan dilatih akan kerja sama antar anggota kelompok yang dimana dibutuhkan kekompakan dalam menyusun teks tersebut.
Kemudian, peserta didik akan berlatih untuk berpikir kritis teks apa yang sebenarnya ada dalam potongan kertas tersebut. Dimulai dari karakteristik, struktur, kaidah kebahasaan yang bisa merepresentasikan teks tersebut, dan juga peserta didik diharapkan bisa membuat karya seni tulis, atau cerita dengan soal yg ssh diberikan.
Program kerja untuk menambah bacaan di Bumi Relicmandaya dengan pembuatan materi literasi untuk Prisma Literasi, Revitalisasi Mading, Pelatihan Jurnalistik, serta pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.
Kegiatan literasi sudah memenuhi patokan yang telah ditetapkan dengan model yang kreatif dan menyenangkan. Hanya saja dibutuhkan konsistensi dan evaluasi rutin agar dapat tercapai tujuan literasi yang berkualitas.
Editor : Redaksi