Eri Cahyadi Izinkan ASN WFA, Ingatkan Tugas Tepat Waktu

Reporter : Aldi Fakhrudin
Eri Cahyadi

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengizinkan jajaran perangkat daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya work from anywhere (WFA) atau bekerja di mana saja. 

Menurutnya, jajaran PD di lingkungan pemkot bisa menyelesaikan tugasnya cukup menggunakan aplikasi asalkan semua selesai tepat waktu. 

Baca juga: Wali Kota Surabaya: Kelurahan Kedurus Representasi Kampung Pancasila

“Saya inginnya itu ada sesuatu yang terukur di dalam pekerjaan. Saya juga sebelumnya sudah pernah mengatakan kepada panjenengan, saya tidak ingin bekerja di kantor, ngantor di mal, di Jakarta, Bandung, nggak apa absen, sing penting kerjoane mari (yang penting pekerjaannya selesai),” kata Eri, Senin (17/2).

Eri Cahyadi mengungkapkan, sebelum ada istilah WFA, ia sudah menerapkan hal itu kepada camat dan lurah agar ngantor di Balai RW untuk mendekatkan pelayanan agar masyarakat tidak perlu mengurus ke kantor kecamatan atau kelurahan. 

Baca juga: Cegah Kecelakaan dan Jaga Ketertiban, Wali Kota Surabaya Keluarkan SE Jelang Iduladha

“Kenapa saya dahulu minta di Balai RW, kesatu agar orang pemerintah kota terbiasa turun ke bawah, yang kedua agar mengajarkan kepada masyarakat Surabaya semuanya (pelayanan) bisa di Balai RW. Kalau sampean (ASN) ngantor, AC-nya nyala tidak? Komputernya nyala tidak? Berapa listriknya yang terbayarkan? Makannya bekerja di mana saja terserah, agar listrik dan airnya tidak terpakai banyak, komputernya bertambah banyak, dan saya tidak ingin pendapatan (pemkot) berkurang,” ungkapnya. 

Eri menyebutkan, di era serba digital justru akan lebih mudah dalam menjalankan suatu pekerjaan jika menggunakan smartphone atau tablet. 

Baca juga: Tak Seperti Dedi Mulyadi, Surabaya Pilih Jalur Asrama Bukan Barak Militer

Maka dari itu, ia ingin jajarannya bisa bekerja di mana saja tanpa ada ketergantungan alat atau fasilitas yang disediakan oleh pemkot. 

“Kalau di zaman saya nggak usah lewat komputer, tapi dikerjakan lewat handphone sampean. Misal, kepala dinas pakai tablet karena mungkin pekerjaanya lebih banyak, camat juga. Kalau sudah punya tablet diisi aplikasi pekerjaan, jangan malah dipakai lihat Youtube,” sebutnya. 

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru