SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak, kembali terpilih untuk memimpin provinsi ini pada periode 2025-2030.
Di periode keduanya, Khofifah mengusung visi besar bertajuk "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara". Visi ini menegaskan posisi strategis Jawa Timur sebagai pintu gerbang perdagangan dan penghubung utama antara Indonesia bagian barat dan timur.
Baca juga: Penerapan e-Voting dalam Pemilu dan Pilkada Pemalang 2024 Perlu Kajian Komprehensif
Sebagai provinsi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai penyuplai utama komoditas pertanian dan produk industri ke wilayah Indonesia Timur.
Potensi ini semakin diperkuat dengan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Perpindahan ini menjadikan Jawa Timur semakin strategis, baik secara geografis maupun ekonomi.
Namun, di balik peluang besar tersebut, terdapat tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah progres pembangunan IKN yang belum maksimal. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Jawa Timur dalam mewujudkan visi "Gerbang Baru Nusantara".
Pemimpin Redaksi Ayojatim.com, Harliantara, menuturkan bahwa visi "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara" membawa harapan besar bagi kemajuan provinsi ini. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan langkah-langkah konkret dan strategis.
Di sisi lain, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unitomo Surabaya itu juga menyoroti pentingnya reorientasi konsep Nusantara dalam visi ini. Menurutnya, ada dua perspektif yang perlu diperjelas: Nusantara sebagai ibu kota negara dan Nusantara sebagai wilayah utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Apakah Jawa Timur akan fokus pada peran sebagai penghubung ke IKN, atau justru memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi dan perdagangan untuk seluruh wilayah Nusantara? Ini perlu dirumuskan dengan jelas agar visi ini tidak kehilangan arah," ujar Harliantara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara, Peluang & Tantangan?" yang digelar Ayojatim.com, di RKTP CAFE Surabaya, Jumat, 7 Maret 2025
FGD tersebut menghadirkan sejumlah narasumber kunci, di antaranya Jairi Irawan, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim dari Fraksi Partai Golkar. Kemudian Baihaki Sirajt, Direktur Direktur Eksekutif Lembaga Survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI), dan Irwan Setiawan, Ketua DPW PKS Jatim.
Baca juga: Antisipasi Peredaran Miras Daring, DPRD Surabaya Dorong Penguatan Pengawasan
Jairi menilai bahwa "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara" bisa menjadi spirit dan pengikat yang mempersatukan visi misi seluruh kabupaten kota di Jawa Timur dengan Gubernur Jatim.
Keselarasan visi dan misi sangat penting agar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten dan kota selaras dengan RPJMD Jawa Timur, sehingga yang diinginkan oleh Gubenur Khofifah sebagai lompatan visi bisa ditangkap oleh seluruh wilayah kabupaten kota di Jawa Timur.
"Itu sebagai spiritnya," ucapnya.
Sementara itu, Baihaki Sirajt, Direktur Direktur Eksekutif Lembaga Survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI), menegaskan bahwa jangan samapai "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara" hanya menjadi jargon.
Untuk itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak harus bisa mengimplementasikan 10 program pokoknya, terutama dalam kurun waktu 100 hari kerjanya.
Baca juga: BEM Hukum dan PMII Perjuangan Dorong Penguatan Regulasi Penjualan Miras Online
"Tetapi kalau nanti tidak ada progres, maka masyarakat akan menilai bahwa Gerbang Baru Nusantara ini hanya sekedar jargon, dan bahkan tidak menutup kemungkinan masyarakat akan menilai seperti IKN, antara maju dan tidaknya," tegasnya.
Namun Irwan Setiawan, Ketua DPW PKS Jatim, optimis Khofifah-Emil bisa mewujudkan vis besarnya "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara". "Kuncinya adalah kolaborasi antara pemerintah, partai politik, swasta, dan masyarakat," sebutnya.
Menurut Kang Irwan, Jawa Timur memiliki potensi dan peluang yang besar. Baik dari sisi ekonomi, budaya, hingga pariwisata. Hal itu jika digarap serius maka "Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara" bukan isapan jempot.
"Ini kesempatan bagi Bu Khofifah di periode kedua ini. Karena di periode pertama dengan tantangan eksternal seperti Covid dan lainnya Gubernur Khofifah berhasil meningkatkan indikator kinerja. Baik dari IPM, angka kemiskinan, bahkan kemiskinan ekstrim juga turun," ungkapnya.
Editor : Redaksi