SURABAYA, Tikta.id - Para mahasiswa PCU (Petra Christian University) panen posisi juara dalam ajang Lomba Nasional Kreativitas Mahasiswa atau LO Kreatif 2023. Kompetisi besutan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) APTISI Wilayah VII Jawa Timur tahun ini mengangkat tema “Membangun Sinergi, Kreativitas, dan Inovasi dalam Merdeka Belajar”.
“Para mahasiswa mengikuti kompetisi ini melalui beberapa mata kuliah, dan kami sangat bangga bahwa perjuangan serta kerja keras mereka bisa berbuah manis,” ungkap Cindy Muljosumarto, salah satu dosen pengampu.
Baca juga: Evolve, Kumpulan Transformasi Mode Karya Mahasiswa di Innofashion Show 2024
Ia merinci bahwa dalam prosesnya, mulai dari pembekalan materi, pengerjaan draft, hingga masuk ke tahap final, para mahasiswa itu mendapat bimbingan dari dosen maupun asisten dosen. Tak heran, berkat tangan dingin mereka, delapan tim mahasiswa berhasil membawa pulang Piala Juara dari enam kategori lomba yakni Tik Tok, Komik, Ide Bisnis, Fotografi, Video Pendek, dan Desain Poster.
Delapan tim itu beranggotakan mahasiswa dari program Desain Komunikasi Visual (DKV) dan Textile and Fashion Design. Dengan kreativitas masing-masing, mereka telah menghasilkan beragam karya yang berkaitan dengan Merdeka Belajar. Mari intip lebih dalam setiap karya lewat deskripsi berikut ini.
JUARA 2 KATEGORI FOTOGRAFI - SANTUYYY TEAM
Tim yang beranggotakan tiga mahasiswa DKV PCU, yakni Felix Sunyoto, Allan Amando, dan Jonathan Tedja Adhipranata ini berhasil meraih Juara 2 dengan karya fotografinya berjudul “Membangun Kebiasaan Kecil Sejak Dini”.
Felix menyebut bahwa inspirasi dari foto itu berasal dari perasaan jenuh kelompoknya saat harus terus belajar di dalam ruangan. Sehingga mereka memilih lokasi pemotretan di PLTA/waduk Selorejo, Ngantang, Malang.
“Misal belajar tentang geografi atau ekosistem lingkungan, lebih baik jika bisa dilakukan langsung di lapangan. Jadi lewat foto ini, kami bercerita tentang guru yang sedang mengajar murid SD di atas perahu kecil,” jelas Felix.
Sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh SANTUYYY TEAM ini adalah bahwa dalam kurikulum Merdeka Belajar pun, para siswa harus bisa merdeka dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), misalnya dengan melakukan study tour.
JUARA 3 KATEGORI TIK TOK - Batagor
#DariADIuntukBUMI, itulah tagline dari video TikTok berdurasi satu menit 30 detik karya empat mahasiswa DKV yakni Aloisius Thomas Triputra, Timotius Putra Surya Atmadja, Nicholas Iandra, dan Joshua Nathaniel T. yang berhasil menempati posisi sebagai Juara 3.
Mereka mengambil topik dari salah satu aspek SDGs (Sustainable Development Goals) yakni climate action, yang menjadi bagian dari tema LO Kreatif 2023. “Pencegahan perubahan iklim perlu diimbangi dengan aksi, konsistensi, dan gerakan yang masif,” tutur Thomas.
Sehingga dalam konten itu, mereka bercerita tentang Adi, mahasiswa yang dinobatkan sebagai duta anti polusi. Adi menunjukkan beberapa hal yang ia lakukan, seperti menjalankan aksi bebas plastik, konsisten naik sepeda ke kampus, dan mengurangi sampah plastik secara masif dengan membawa botol minum sendiri.
JUARA 2 KATEGORI DESAIN POSTER - Andream
Tiga mahasiswa DKV PCU yakni Hansel Kuwanto, Narasatya Joy Wijayanto, dan Sam Edward Pujianto membuat desain poster bergambar "Swiss Army Knife" atau pisau serbaguna, dan berhasil meraih Juara 2.
“Kami melihat bahwa Merdeka Belajar menjadi sarana bagi para siswa untuk bebas berekspresi, belajar, dan mengeksplorasi apa yang mereka minati,” ujar Hansel.
Ia dan tim mengaku ingin meneruskan semangat merdeka belajar itu kepada masyarakat luas lewat poster yang dibuat.
“Ada beberapa bilah pisau yang digambarkan untuk mewakili masing-masing skill, seperti pensil, kuas, bola, dan stetoskop. Ini menyimbolkan bahwa satu ‘peralatan’ punya banyak skill yang bisa dipilih dan didapatkan lewat Merdeka Belajar,” imbuh Hansel.
Selain itu, tim Andream juga melihat bahwa bentuk dari pisau serbaguna yang praktis dibawa kemana-mana itu dapat menyimbolkan bahwa skill yang dipelajari dalam Merdeka Belajar akan selalu dibawa, dan menjadi bekal para siswa ke depan.
JUARA 1 KATEGORI DESAIN POSTER – HIYAA
Tim yang beranggotakan Amanda Fern Petrina, Cathrine Anggrainy, dan Gabriele Evelyn Gozali ini berhasil menyabet Juara 1 dengan ide konsep bertopik “Merangkai Indonesia Maju dengan Guru Berkualitas”.
Menurut tiga mahasiswi DKV itu, ada banyak problema yang menyebabkan ketidakcapaian merdeka belajar di Indonesia, dan peran guru sangat penting untuk memperbaikinya.
Dalam posternya itu, digambarkan sebuah tangan yang sedang menyusun potongan-potongan puzzle dan beberapa puzzle sudah terbentuk, memperlihatkan gambar siswa-siswi berseragam SD, SMA, dan ada yang memakai seragam olahraga. Ketiganya membawa sertifikat, trofi, serta medali dari prestasi yang didapatkan.
Baca juga: International Day 2024 Jadi Ajang Mahasiswa PCU Mengenal Culture Negara India dan China
“Gambar dalam poster ini mengibaratkan seorang guru berkualitas yang sedang menutup setiap kekurangan dari sistem pendidikan, dengan menggunakan puzzle lain berisi solusi-solusi,” imbuh Amanda.
JUARA 2 KATEGORI VIDEO PENDEK – Villager Q-Docteran
Yohanes Bernard Hadiyanto, Elia Patrick Hermawan Kuswanto, Christopher Mathew Budiono, Sasha Kiara, dan Vallencia Kristanto membuat video pendek berjudul “Belum Ada Judul”, dan berhasil meraih posisi Juara 2.
Video pendek ini bercerita mengenai perbedaan status ekonomi yang ada di tengah masyarakat. Tapi menariknya, Yohanes dan tim berfokus untuk menampilkan perpaduan antara dua karakter utama dalam menjalin kerja sama di dalam sebuah project pembuatan film. Pengambilan gambar dari video yang berdurasi kurang lebih tiga menit itu pun berlokasi di Gedung Q Kampus PCU.
“Kami ingin menyoroti bagian Sinergi, di mana video pendek ini menunjukkan bahwa status ekonomi tidak menentukan hasil akhirnya nanti. Sebab dari kalangan manapun, lewat Merdeka Belajar kita bisa saling bekerja sama menghasilkan karya yang terbaik,” ujar Yohanes.
JUARA 3 KATEGORI KOMIK - Fatamorgana
Komik berjudul "NawaSena" karya Antonia Clearesta, Stephanie Angelina, dan Caroline Angelia dinobatkan sebagai Juara 3. Komik itu menceritakan dua karakter bernama Nawa dan Sena yang memiliki latar belakang berbeda.
Antonia membagikan, kata “nawasena” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “Masa Depan yang Cerah”. Sehingga di cerita komiknya, mereka ingin menunjukkan jalan hidup kedua karakter dalam meraih kesuksesan dengan caranya masing-masing.
“Kami juga ingin menyampaikan pesan bahwa lewat Merdeka Belajar, semua siswa dari berbagai kalangan masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Misal Nawa yang digambarkan dari keluarga kurang mampu. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya Merdeka Belajar yang memberinya kesempatan belajar ke luar negeri lewat program IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards),” rinci Antonia.
JUARA 1 KATEGORI KOMIK – Mimi
Berisi edukasi tentang pemanasan global yang ringan dibaca dan dimengerti anak-anak, komik berjudul "Kisah Bumi, Matahari, dan Sebuah Es Krim" karya Jessica Vanessa Hudiono, Jennie Siswanti, dan Michelle Adelia Sentosa ini berhasil meraih Juara 1.
Baca juga: Pameran “Ennui”, Kenalkan Berbagai Teknik Seni Grafis
Alur ceritanya menampilkan dua anak SD yang saling bertengkar akibat es krim yang dibawanya meleleh karena panasnya cuaca. Dari sana, Jessica dan tim mengaitkannya dengan fenomena pemanasan global, yang menyebabkan cuaca panas ekstrim.
“Penjelasannya dikemas sesuai kesukaan anak-anak, yakni dongeng tentang persahabatan bumi dan matahari, di mana matahari sering memberi hadiah berupa sinar kepada bumi. Namun akibat ulah manusia, sinar yang berlebihan akhirnya menembus bumi dan menyebabkan pemanasan global,” terang Jessica.
Tiga mahasiswi DKV ini ingin berpesan bahwa Merdeka Belajar bisa menjadi sarana atau wadah edukasi bagi para siswa dalam belajar secara menyenangkan.
JUARA 1 KATEGORI IDE BISNIS - Kalmé Team
Kali ini posisi Juara 1 berhasil diraih oleh empat mahasiswi Textile and Fashion Design yakni Regina Mitzi, Gabriella Rachel, Jeanneth Cristie Immaculata Wuri, dan Sheila Clarabella dengan ide bisnisnya dalam mengembangkan Sensory-Friendly Clothing Line untuk Anak dengan kondisi Autisme dan ADHD.
“Kami melihat bahwa di Indonesia masih belum ada pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan anak usia 4-8 tahun penyandang autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Kami juga memanfaatkan skill creative fabric dan embellishment untuk membuat fitur interaktif fidgeting pada pakaian,” tutur Regina.
Dalam hal berbusana, anak-anak penyandang dua kondisi tersebut sering merasa tidak nyaman dengan beberapa impuls atau rangsangan yang diberikan, yang disebabkan oleh Sensory Processing Disorder (SPD).
“Harapannya, ide bisnis dan eksistensi dari brand Kalme’ ini mampu meningkatkan awareness dan rasa peduli terhadap kondisi autisme dan ADHD pada anak,” tutup Regina.
Sebagai salah satu dosen pengampu, Cindy berharap agar para mahasiswa semakin semangat mengikuti berbagai macam lomba.
“Jadikan itu sebagai ajang untuk meningkatkan potensi diri, menambah pengalaman, dan memperluas relasi,” tuturnya.
Dalam ajang LO Kreatif 2023 ini sendiri, tercatat ada 3.013 peserta dari 92 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berpartisipasi, dengan total 788 tim.
Editor : Redaksi