Ning Lia: Suara dari Senayan untuk Warga Miskin yang Terancam Kehilangan Akses Kesehatan

Reporter : Anil Rachman
Lia Istifhama

JAKARTA - Di balik ruang rapat yang dingin di Kompleks Parlemen Senayan, suara seorang perempuan muda bergema lantang. Ia adalah Lia Istifhama, senator asal Jawa Timur yang akrab disapa Ning Lia.

Bukan hanya menyampaikan data, ia membawa keresahan ribuan rakyat kecil yang terancam kehilangan akses kesehatan.

Baca juga: Ribuan Siswa Diduga Keracunan MBG, Senator Lia: Jangan Korbankan Masa Depan Anak

Baginya, kesehatan bukan sekadar program, melainkan hak dasar yang harus dijamin negara. “Jangan sampai orang miskin kehilangan layanan hanya karena kendala teknis,” ucapnya, baru-baru ini.

Ucapan itu seakan menjadi cermin dari kegelisahan masyarakat, khususnya mereka yang namanya tiba-tiba dinonaktifkan dari daftar penerima bantuan iuran kesehatan.

Contoh nyata datang dari Magetan. Di sana, 6.800 peserta PBI Daerah (PBID) dinonaktifkan, padahal sebagian besar adalah warga miskin dengan penyakit kronis. Lebih menyakitkan lagi, cakupan Universal Health Coverage (UHC) di daerah itu baru mencapai 78 persen, tertinggal dari Ponorogo dan Ngawi yang sudah 100 persen.

Lia tahu betul, jika pembiayaan PBID diambil alih pusat, daerah bisa lebih leluasa mengalokasikan anggaran untuk memperluas kepesertaan. Ia tak ingin ada satu pun rakyat kecil yang jatuh sakit tanpa perlindungan.

Baca juga: SENTRINOV 2025 Surabaya Hadirkan Ning Lia dan Akademisi Nasional

Namun, perjuangan Lia tidak berhenti pada isu kesehatan. Ia juga menyuarakan keresahan lain: keterbatasan guru di Sekolah Rakyat (SR).

“Guru di SR itu bukan hanya pengajar, tapi juga pengganti orang tua. Kalau ditempatkan terlalu jauh, bagaimana mereka bisa maksimal mendampingi?” ujarnya

Di sisi lain, ia juga menyoroti bahaya narkoba. Dengan prevalensi penyalahgunaan mencapai 2,3 juta orang, ia menilai keberadaan 30 sentra rehabilitasi sosial milik Kemensos masih terlalu sedikit. Baginya, rehabilitasi bukan hanya program, tetapi jalan pulang bagi mereka yang ingin kembali ke kehidupan normal.

Baca juga: Hari Santri 2025 di Tebuireng, Ning Lia Ajak Santri Jadi Teladan Bangsa

Pernyataan Lia dijawab Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, yang menegaskan komitmen pemerintah memperkuat perlindungan sosial. Triliunan rupiah telah disiapkan untuk Program Sembako, PKH, hingga Permakanan.

Ia juga memastikan pembangunan Sekolah Rakyat berbasis boarding school sebagai langkah memutus rantai kemiskinan sejak dini.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru