MAJALENGKA - Bupati Majalengka, Eman Suherman berdialog dengan masyarakat Desa Ampel Kecamatan Ligung terkait abrasi Sungai Cimanuk yang mengakibatkan puluhan rumah tergerus, Rabu (1/10).
Salah satu warga Mastori, mengungkapkan abrasi sudah terjadi sejak tahun 1990-an.
Baca juga: Pemkab Majalengka Ajukan RAPBD 2026 Senilai Rp3,055 Triliun
"Sejak dulu warga berinisiatif menanam pohon dan memasang terpal untuk menahan longsor, tetapi hasilnya tidak efektif." ungkapnya
Sementara Dayimah, ibu rumah tangga mengaku rumahnya sudah hilang sepuluh tahun lalu akibat abrasi.
Ia pun berharap ada perhatian serius dari pemerintah, agar tidak mengungsi dan menggantung kepada keluarga
"Kami mengungsi dan menumpang hidup di rumah saudaranya." tuturnya.
Baca juga: Pemkab Majalengka Ajukan RAPBD 2026 Senilai Rp3,055 Triliun
Menanggapi keluhan warga, Eman berjanji mengirim surat ke pihak BWWS agar 2026 masalah abrasi Sungai Cimanuk segera ditangani.
"Saya mengintruksikan segera kepada BPBD, Dinsos dan Rumkimtan untuk penangana awal terdampak abrasi dengan merelokasi atau membuat rumah sementara yang masih di wilayah Desa Ampel," ujarnya.
Bupati juga berjanji akan merehabilitasi rumah warga yang tetap ingin bermukim di sekitar bantaran sungai.
Baca juga: Pemkab Majalengka Ajukan RAPBD 2026 Senilai Rp3,055 Triliun
"Tetapi bila ada masyarakat yang mau direlokasi maka kita akan mencari lahan kosong terdekat di wilayah Ligung." tegasnya
Kades Ampel R.Opendi menambahkan saat ini ada 60 rumah yang terdampak abrasi Sungai Cimanuk.
"Dari 60 rumah yang terdampak tersebut berada di blok sembilan Desa Ampel. Ada sebagian rumah yang sudah tidak bisa ditempati sehingga ikut sama keluarganya, tetapi ada yang bertahan karena tidak ada keluarga terdekat. Warga berharap dengan gerak cepat Bupati segera merespon permaslahan yang sudah puluhan tahun tidak ada tindak lanjutnya," harapnya.
Editor : Redaksi