SURABAYA - Pemantau pemilu Rizky Ahmad Taufik membahas fenomena calon tunggal atau kotak kosong di Pilkada Serentak 2024.
Hal itu disampaikan Rizky saat sosialisasi tatap muka KPU Surabaya bersama Himpunan Administrasi Publik (Himap) Unipra di ruang pertemuan lt 2 gedung rektorat, pada Minggu (6/10)
Baca Juga: 10 Mindset Penting yang Harus Dimiliki Anak Muda
Pembahasan tersebut ditujukan kepada 50 partisipan pemilih pemula untuk memberikan pemahaman dan mendorong Gen Z untuk lebih kirits terhadap fenomena calon tunggal khususnya di kota surabaya
Rizky membeberkan, kota Surabaya merupakan salah satu dari lima kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang hanya memiliki calon tunggal.
“Untuk calon tunggal di Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota ada 5 calon tunggal, diantaranya Kota Surabaya. Sering terjadi yaa, pertanyaan-pertanyaan kemudian yang ingin menjebak pemilih pemula, apalagi tentang visi misi calon tunggal dan kotak kosong,” bebernya.
Alumni Fisip Unipra ini menganggap, eksistensi pemilih pemula tidak hanya dituntun untuk berpartisipasi, namun juga ikut berperan aktif melakukan pengawasan pada setiap tahapan pilkada demi terwujudnya demokrasi yang bermartabat.
“Pemilih pemula bukan hanya dituntut untuk berpartisipasi. Namun, pemilih pemula harus bisa menjadi bagian dari pengawasan partisipatif dalam memberikan advokasi, untuk mewujudkan demokrasi yang etis dan bermartabat,” ujarnya.
Baca Juga: Songsong Indonesia Emas, Eri Cahyadi Akan Bangun Rumah Gen Z Tahun 2025
“Ya kita kembali pada pada prinsip-prinsip demokrasi ya. Yang terpenting pemilih pemula bukan hanya memberikan noise tetapi juga voice menyuarakan, dalam segi pengawasan partisipatif,” tambahnya
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengawasan partisipatif, pihaknya menegaskan lembaga pemantau membuka posko pengaduan untuk menerima laporan setiap pelanggaran atau tindakan represif yang ditemukan dan dihadapi khususnya kepada pemilih pemula.
“Kami lembaga pemantau, membuka rumah posko pengaduan. Jadi, ketika pemilih pemula menemukan pelanggaran atau tindakan represif dari berbagai timses pasangan calon, kami membuka ruang terhadap pemilih pemula untuk memberikan temuannya,” tegasnya
Vinka Rosea Roziqin, siswi SMA IPIEMS menyayangkan kontestan Pemilu di Surabaya hanya mempunyai satu calon tunggal
Baca Juga: Tingkatkan Partisipasi Pemilih Gen Z di Pilwali Surabaya, Unipra Gelar Sosialisasi Tatap Muka
"Iya, menurut saya sih sangat disayangkan sekali, di Kota sebesar Surabaya ini pasangan Calonnya hanya satu," katanya
Meskipun begitu, Siswi asal Kalijudan Surabaya tersebut akan ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 ini.
"Tentu, meskipun hanya calon tunggal, saya akan tetap berpartisipasi aktif dalam pesta pilkada ini,"ckatanya.
Editor : Redaksi