8 Tanda Seseorang Baru Sadar Mencintai Setelah Mencampakkannya

Ilustrasi
Ilustrasi

JAKARTA - Cinta terkadang menjadi ironi. Banyak seseorang yang baru menyadari mempunyai parasaan atau cinta begitu mendalam justru setelah dia melepaskannya. Fenomena ini kerap terjadi dalam hubungan, di mana seseorang terjebak dalam penyesalan dan kebingungan setelah mencampakkan orang yang sebenarnya mereka cintai. 

Berikut ini Sahabat Tikta beberapa ciri yang menunjukkan seseorang baru sadar mencintai setelah terlambat.

Baca Juga: Enam Tanda Dia Tak Serius Ingin Menjalin Hubungan Denganmu, Perhatikan Sikapnya

1. Penyesalan yang Mendalam

Penyesalan adalah emosi pertama yang muncul ketika seseorang menyadari bahwa dia telah membuat kesalahan besar. Setelah mencampakkan seseorang yang ternyata sangat berarti, dia mulai terjebak dalam pikiran-pikiran retrospektif. 

Kenangan indah yang dulu diabaikan tiba-tiba menjadi berharga, dan kebaikannya yang dulu dianggap biasa kini terasa seperti kehilangan harta karun. 

Penyesalan ini bisa datang dari hal-hal kecil, seperti mengingat senyum, perhatian, atau dukungan yang diberikan mantan. Semakin dia menyadari dampaknya, semakin besar rasa sesak di dada karena tahu mereka tidak bisa mengembalikan waktu.

2. Meratap dan Meluapkan Emosi

Setelah penyesalan muncul, emosi biasanya memuncak. Dia yang kehilangan kerap mengalami ledakan emosi, baik dalam bentuk tangisan, kemarahan pada diri sendiri, atau bahkan menyalahkan situasi. Meratap menjadi cara dia mencoba mengeluarkan rasa sakit yang menumpuk. 

Dalam kondisi ini, seseorang seringkali merasa dunia menjadi kosong tanpa kehadiran orang yang dia campakkan. Tangisan yang tidak terkontrol dan luapan emosi lain biasanya juga disertai rasa frustrasi karena menyadari bahwa mungkin telah menghancurkan peluang untuk kembali bersama.

3. Kebimbangan dalam Bersikap

Ketika menyadari bahwa rasa cinta itu masih ada, dia sering kali menjadi bimbang. Haruskah mencoba meminta maaf, atau cukup membiarkan semuanya berlalu? Kebimbangan ini membuatnya terjebak dalam lingkaran keraguan. 

Di satu sisi, dia ingin memperbaiki kesalahan, tetapi di sisi lain, ada ketakutan untuk menghadapi penolakan atau tidak diterima kembali. 

Situasi ini menciptakan perasaan tidak menentu yang melelahkan secara emosional. Dalam kebimbangan ini, dia sering kali hanya menunda-nunda tindakan hingga semuanya terasa terlambat.

4. Ketakutan Mengakui Kesalahan

Mengakui bahwa dia salah adalah tantangan besar. Banyak orang yang baru menyadari cintanya setelah kehilangan merasa enggan untuk mengaku salah, baik karena gengsi dan ego yang terlalu tinggi atau takut menerima reaksi negatif. 

Baca Juga: Bucin: Fenomena Budaya yang Tak Terhindarkan di Kalangan Generasi Muda

Ketakutan ini seringkali muncul dari rasa malu atau kebiasaan menolak tanggung jawab dalam hubungan. Dia lebih memilih memendam rasa, berharap bahwa situasi akan membaik dengan sendirinya, meskipun pada kenyataannya hal tersebut jarang terjadi. Ketakutan inilah yang sering menjadi penghalang terbesar untuk mencoba memperbaiki hubungan.

5. Kurangnya Percaya Diri

Setelah menyadari bahwa dia telah menyakiti seseorang yang penting, rasa percaya dirinya biasanya runtuh. Mulai meragukan kemampuan sendiri untuk memperbaiki hubungan. Pikiran-pikiran negatif seperti, "Apakah dia akan menerima aku kembali?" atau "Apakah aku masih pantas untuknya?" menjadi beban mental yang berat. 

Kurangnya rasa percaya diri ini seringkali membuatnya enggan mencoba memperbaiki hubungan karena takut penolakan akan semakin menyakitinya.

6. Sering Menanyakan Kabar Melalui Orang Lain

Ketika dia merasa tidak cukup berani untuk bertanya langsung kepada sang mantan, alternatifnya memilih jalan memutar. Dia akan menanyakan kabar melalui teman dekat, keluarga, atau kenalan bersama. Ini adalah cara untuk tetap terkoneksi tanpa harus menunjukkan perasaan yang sebenarnya. 

Dalam situasi ini, pertanyaan-pertanyaan kecil seperti "Bagaimana dia sekarang?" atau "Dia sudah punya pasangan baru belum?" menjadi cara untuk mencari tahu kondisi mantan tanpa terlalu mencolok.

Baca Juga: Tak Cuma Jadi Teman, Pria Ini Malah Ingin Kamu Jadi Permaisurinya Dilihat dari Sikapnya 

7. Diam-diam Memantau Media Sosial

Media sosial menjadi alat paling mudah untuk mengetahui kehidupan seseorang tanpa harus berinteraksi langsung. Dia yang menyesal sering menghabiskan waktu memantau akun media sosial mantan, mencari tahu apakah ada perubahan dalam kehidupannya. 

Setiap unggahan, komentar, atau aktivitas mantan dianalisis secara mendalam, seolah-olah mencoba mencari tahu apakah masih ada ruang untuk kembali. 

Memantau media sosial juga menjadi cara untuk melihat apakah sang mantan sudah move on atau justru masih menyimpan kenangan lama.

8. Menggunakan Akun Fiktif untuk Berinteraksi

Bagi dia yang benar-benar takut untuk berterus terang, cara terakhir yang sering dilakukan adalah membuat akun fiktif. Akun ini digunakan untuk menggoda, mencoba mendekati, atau bahkan sekadar memeriksa kehidupan mantan tanpa ketahuan. 

Cara ini sering muncul dari rasa malu atau ketakutan untuk menghadapi kenyataan. Dia merasa lebih nyaman bersembunyi di balik identitas palsu, meskipun dalam hatinya tahu bahwa ini bukan cara yang sehat untuk mengatasi rasa kehilangan.

Editor : Redaksi