SURABAYA – Proses kaderisasi masih menjadi tantangan besar bagi pengurus rayon dan komisariat PMII. Menyadari hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Surabaya masa khidmat 2024-2025, Matluk, membagikan tips dan trik dalam, strategi serta pendekatan efektif untuk merekrut dan membina kader.
Menurutnya, PMII harus mampu mewadahi, dan memfasilitasi, potensi kader agar memiliki nilai tawar yang kuat, bagi mahasiswa yang ingin bergabung, baik di Universitas maupun di Institut.
Baca Juga: Pelantikan PC PMII Kota Surabaya, Gus Shofi: Momentum Kebangkitan dan Rebranding PMII
"Ketika kita mencoba memfasilitasi potensi kader-kader, itu akan menjadi nilai tawar bagi mahasiswa yang masuk universitas. PMII Surabaya harus mampu mewadahi dan memfasilitasi mereka," ujar Matluk, pada saat dikonfirmasi tikta.id, Selasa (25/2).
Lebih lanjut, Matkul menekankan, pentingnya distribusi kader yang berorientasi pada profesionalisme. "Paling tidak, jika kita mengatasnamakan PC PMII Surabaya, maka distribusi kader harus disiapkan dengan baik, memberikan bekal bagi sahabat-sahabat yang ingin bergerak di dunia profesional," tambahnya.
Selain itu, Matluk juga sempat menyinggung terkait arah geraknya, PC PMII Surabaya berupaya mendorong tagline "Jogo Suroboyo", agar memiliki cakupan yang lebih luas.
Baca Juga: Tuntut Kepastian HGB di Perairan Surabaya - Sidoarjo, PMII Surabaya akan Gelar Audensi
Saat ini, program tersebut masih berfokus pada sektor kriminalitas. Namun, PC PMII Surabaya mengusulkan, agar cakupan "Jogo Suroboyo" diperluas ke sektor lain, seperti isu ideologi dan kebijakan pemerintah kota.
"Contohnya, di Surabaya ada aliran-aliran yang cenderung bertolak belakang dengan ideologi negara. Kami ingin turut serta dalam memastikan bahwa kebijakan kota tidak melenceng dari nilai-nilai yang seharusnya dijaga," jelasnya.
Baca Juga: PMII Surabaya Desak Pemprov Jatim dan APH Berikan Langkah Tegas Atas Polemik HGB
Selain itu, Matluk juga menyoroti kebijakan, Pemerintah Kota Surabaya, dalam lima tahun terakhir, yang dinilainya masih memiliki sejumlah kegagalan. Oleh karena itu, PC PMII Surabaya berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan agar lebih tepat sasaran.
"Kami sepakat dengan pernyataan Ketum PB PMII bahwa, kita tidak boleh hanya menjadi pengamat kebijakan. Jika kebijakan sudah terbentuk, maka akan sulit untuk diubah. Oleh karena itu, PMII harus hadir sebagai tim pemikir, menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang didengar oleh Pemerintah Kota Surabaya," tegasnya.
Editor : Redaksi