SURABAYA - Di era media sosial saat ini, kata “narsis” sering dilontarkan secara santai. Mulai dari yang gemar selfie, hingga mereka yang suka memamerkan pencapaian di Instagram. Tapi tahukah Sobat Tikta, bahwa narsisme sejati bisa menjadi bagian dari kondisi psikologis serius yang disebut Narcissistic Personality Disorder (NPD)?
Apa Itu NPD?
Baca Juga: Tren Digital dalam Perayaan Lebaran: Tradisi Baru yang Semakin Digemari
Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau Gangguan Kepribadian Narsistik adalah salah satu jenis gangguan kepribadian di mana seseorang memiliki perasaan superior yang berlebihan, keinginan kuat untuk dikagumi, serta empati yang sangat minim terhadap orang lain. Namun, di balik citra percaya diri yang tampak di luar, penderita NPD sering menyimpan rapuhnya harga diri yang sensitif terhadap kritik.
Gangguan ini termasuk dalam kategori Cluster B dalam klasifikasi gangguan kepribadian bersama dengan borderline, antisosial, dan histrionik yang ditandai oleh perilaku dramatis, emosional, dan tidak stabil.
Ciri-Ciri Umum NPD
Mereka yang mengalami NPD cenderung:
• Merasa diri sangat penting dan unik
• Mengharapkan pujian atau pengakuan berlebih, bahkan tanpa pencapaian nyata
• Sering memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi
• Tidak mampu atau tidak mau menunjukkan empati
• Merasa iri pada orang lain, atau percaya bahwa orang lain iri padanya
• Bersikap angkuh, sombong, atau merendahkan orang lain
Perlu dicatat bahwa seseorang bisa menunjukkan sifat narsistik tanpa mengidap NPD. Diagnosis NPD hanya bisa diberikan oleh profesional kesehatan mental melalui evaluasi klinis mendalam.
Apa Penyebab NPD?
Baca Juga: Mengenal Kepribadian Koleris Pemimpin Tegas dan Perfeksionis
Penyebab NPD tidak tunggal, melainkan kombinasi berbagai faktor:
• Pengalaman masa kecil: Pola asuh yang terlalu memuja atau terlalu keras dapat membentuk kepribadian narsistik
• Trauma atau penolakan: Luka emosional sejak dini bisa memicu mekanisme pertahanan diri berlebihan
• Faktor genetik & neurologis: Struktur otak dan faktor biologis juga bisa berperan
NPD di Kehidupan Sehari-hari
Penderita NPD bisa ditemukan dalam banyak konteks: di tempat kerja, hubungan asmara, hingga lingkungan keluarga. Mereka kerap tampil meyakinkan di awal, namun bisa menjadi sangat manipulatif, sulit dikritik, dan merusak relasi dalam jangka panjang.
Misalnya dalam hubungan romantis, seseorang dengan NPD bisa membuat pasangannya merasa tidak cukup baik, atau menggantungkan kebahagiaan pada validasi dari dirinya.
Baca Juga: Cara Memulai Bisnis dengan Modal Kecil tapi Potensi Besar
Apakah NPD Bisa Diobati?
NPD adalah kondisi yang kompleks, namun bisa dikelola. Terapi psikologis seperti psikoterapi jangka panjang (terutama terapi kognitif perilaku) adalah salah satu pendekatan yang digunakan. Namun, tantangan utama adalah bahwa banyak penderita NPD tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa mereka memiliki masalah.
Kesadaran, dukungan lingkungan, dan kemauan untuk berubah sangat penting dalam proses penyembuhan.
Mengapa Penting Memahami NPD?
Memahami NPD membantu kita lebih bijak dalam menilai perilaku orang lain dan diri sendiri. Ini juga memberi kita bekal untuk melindungi diri dari relasi yang merusak, sekaligus menumbuhkan empati bagi mereka yang mungkin sedang bergumul dengan luka batin dalam wujud narsisme.
Ingat, tidak semua yang percaya diri itu sehat, dan tidak semua yang diam itu lemah, kenali, pahami, dan lindungi dirimu!
Editor : Redaksi