Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Khofifah Komitmen Wujudkan Zero Stunting

Prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7
Prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, Pemprov Jatim konsen menurunkan angka stunting untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. 

Upaya tersebut berbuah manis. Sebab, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemkes RI 26 Mei 2025, prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen, dan merupakan yang terbaik kedua nasional setelah Bali.

Baca Juga: Nur Faizin Desak Pemprov Jatim Tanggap Banjir di Madura

"Alhamdulillah, prevalensi stunting kita turun signifikan dari yang sebelumnya 17,7 persen di 2023. Dan bahkan kita ini jadi yang terbaik kedua nasional dan terbaik pertama se-Pulau Jawa. Tentu ini prestasi membanggakan semua elemen strategis Jawa Timur yang telah bekerja keras kolaboratif," kata Khofifah, Kamis (29/5).

“Namun yang kami pastikan upaya kita tidak akan berhenti dan semakin semangat untuk mewujudkan tidak ada kasus stunting baru (zero stunting) di Jawa Timur,” imbuh Gubernur Khofifah.

Berdasarkan data SSGI 2024 Jawa Timur terbaik kedua setelah Bali yang memperoleh angka 8,7 persen. Hal ini, sebut Khofifah, merupakan wujud nyata dari berbagai intervensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: DPRD Jatim: Warga Tertib Pajak Layak Dapat Penghargaan Bukan Cuma Beban Denda

Intervensi Pemprov Jatim meliputi program perhatian pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK, pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting atau TPPS, dan adanya Forum Peningkatan Konsumsi Ikan atau Forikan. 

"Kita berkolaborasi dengan banyak sekali lintas sektor, mitra pemerintah, dan mitra pembangunan. Semua yang terlibat harus diapresiasi karena pemerintah tidak bisa menjalankan ini sendiri, harus digerakkan di semua lapisan masyarakat," tuturnya.

Baca Juga: DPRD Sebut Jatim Masih Bergantung APBN Minta Gubernur Berbenah

Meski begitu, ia tidak menampik masih banyak ruang untuk perbaikan. Sehingga, penurunan angka stunting dapat memotivasi dan membuka jalan ke penurunan yang lebih signifikan di masa depan.

"Target kita tentu tidak akan lagi ada anak-anak stunting di Jawa Timur. Setiap keluarga, setiap anak, berhak mendapatkan hidup yang layak di mana mereka bisa bertumbuh kembang secar normal dan menjadi calon-calon pemimpin Indonesia. Inilah esensi dari visi Indonesia Emas 2045," pungkasnya

Editor : Redaksi