The Second Wife (1998): Cinta, Cemburu, dan Tawa di Pedesaan Italia

Tangkapan layar The Second Wife (1998)
Tangkapan layar The Second Wife (1998)

JAKARTA - Di sebuah desa kecil Italia pada era 1950-an, kehidupan berjalan sederhana. Namun suasananya berubah ketika seorang duda memutuskan menikah lagi dengan wanita muda berparas cantik. Perempuan ini bukan hanya membawa pesona, tetapi juga semangat baru yang memicu riak-riak di dalam rumah.

Bagi anak tirinya yang beranjak dewasa, kehadiran sang ibu baru adalah sesuatu yang membingungkan antara rasa kagum, penasaran, hingga cemburu. 

Baca Juga: Luka yang Tak Terhapus: Kisah Pahit dalam The Girl in the Book (2015)

Di sisi lain, sang ayah mencoba menyeimbangkan rumah tangga sambil menjaga keharmonisan keluarga.

Baca Juga: Luka yang Tak Terhapus: Kisah Pahit dalam The Girl in the Book (2015)

Ugo Chiti menghadirkan kisah ini dengan nuansa komedi romantis yang lembut. Dialognya ringan, namun sarat sindiran sosial khas masyarakat pedesaan. 

Adegan-adegannya mengalir santai, sesekali memancing tawa, tapi tak jarang menampar perasaan.

Baca Juga: Menyentuh Batas Terlarang: Dilema Moral dalam Queen of Hearts (2019)

Film ini pada akhirnya menjadi potret bagaimana cinta bisa tumbuh di tempat yang tak terduga, dan keluarga adalah ruang di mana hati diuji, tetapi juga dirawat.

Editor : Redaksi