SURABAYA – Program “Dandan Omah” dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali memberi harapan bagi masyarakat. Kali ini, Sumardi, seorang tukang becak, akhirnya dapat menempati rumah yang layak setelah bertahun-tahun hidup di hunian dengan dinding rapuh dan atap bocor.
Ketua Komisi C DPRD Surabaya, M. Eri Irawan, menyebut program rehabilitasi rumah tidak layak huni (Rutilahu) ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, “Dandan Omah” bukan sekadar renovasi fisik, melainkan wujud nyata pemerataan pembangunan dan keadilan sosial.
Baca Juga: Normalisasi Sungai Kalianak Tetap Jalan, DPRD Minta Aspirasi Warga Jadi Pertimbangan
“Kita tidak boleh membiarkan ada warga yang tertinggal di tengah pesatnya kemajuan kota. Perbaikan rutilahu ini adalah bentuk keberpihakan nyata, bahwa setiap warga berhak tinggal di rumah yang layak,” ujar Eri saat meninjau renovasi rumah Sumardi di Kecamatan Mulyorejo, pada Rabu (1/10).
Politisi muda PDI Perjuangan itu menambahkan, rumah layak huni dengan sirkulasi udara baik serta sanitasi memadai adalah fondasi penting bagi tumbuhnya generasi sehat secara fisik dan mental.
“Di rumah-rumah itulah anak-anak dibesarkan, dididik menjadi generasi hebat. Membenahi rutilahu berarti kita sedang berinvestasi pada masa depan kota ini,” tegasnya.
Baca Juga: Normalisasi Sungai Kalianak Tetap Jalan, DPRD Minta Aspirasi Warga Jadi Pertimbangan
Lebih lanjut, Eri menilai program ini juga berdampak pada ekonomi lokal. Pengerjaannya dilakukan dengan sistem padat karya melalui kelompok teknis perbaikan rumah (KTPR) di tiap kelurahan, sehingga mampu memberdayakan warga sekitar.
“APBD kita harus memberi manfaat luas. Bukan hanya memperbaiki rumah, tapi juga menggerakkan ekonomi warga sekitar. Ini adalah model pembangunan inklusif. Tahun depan, program ini akan terus kita tingkatkan,” ungkapnya.
Baca Juga: Pinjaman Pemkot Surabaya Bertambah Jadi Rp3,61 T: Berikut Penjelasan Aning Rahmawati
Ia juga mengajak berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, provinsi, BUMN, swasta, hingga lembaga zakat, untuk ikut berkontribusi memperluas jangkauan program. Pasalnya, masih banyak warga yang menanti rumahnya direnovasi.
“Di balik peluh pengayuh becak seperti Pak Sumardi, kini ada secercah harapan. Sebuah rumah layak yang menjadi saksi perjalanan hidup, sekaligus tempat baru untuk bermimpi lebih tinggi,” pungkas Eri.
Editor : Redaksi