Dubes RI Terima Buku Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia

Dubes RI saat menerima buku dari kompolnas
Dubes RI saat menerima buku dari kompolnas

Jakarta,Tikta.id - Sejumlah duta besar (Dubes) RI menerima buka "Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia" yang diserahkan anggota Kompolnas  Mohammad Dawam saat kunjungan kerja kebeberpa negara. 

Kompolnas melakukan kunjungan kerja untuk memastikan pelaksanaan Pemilu untuk WNI di luar negeri berjalan aman dan lancar. 

Baca Juga: Kombes Pol Nanang Haryono Raih “Man of The Year Malang Raya”

Radikalisme Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia merupakan karya As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo 

Dawam menjelaskan, karya itu diserahkan ke pada para Dubes untuk membawa pesan damai demi mencegah paham terorisme. 

"Sebagai pesan damai melalui para Diplomat bahwa pencegahan dan penanggulangan tindak pidana terorisme, radikalisme dan deradikalisasi salah satunya adalah dengan internalisasi dan implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," kata Dawam kepada wartawan Jumat ,(2/2).

Dawam menekankan, penerapan nilai-nilai Pancasila merupakan ujung tombak untuk mencegah berkembangnya paham serta aksi dari terorisme maupun radikalisme. 

"Pancasila sebagai suplemen mencegah tindakan radikalisme ekstrem di Indonesia yang juga atas rekomendasi beberapa Profesor dalam Bedah Buku di PTIK Jakarta, konsep Pancasila perlu diekplorasi ke seluruh dunia," ucap Dawam. 

Baca Juga: Amankan Nataru Polri Terjunkan 141.443 Personel

Adapun buku itu diantaranya diserahkan ke Wakil Duta Besar RI untuk Belanda. Duta Besar RI untuk Jerman. Atase Kepolisan Den Haag. 

Sebelumya, Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan buku tersebut mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme.

“Buku ini mengabadikan kerja keras Polri dan pihak-pihak terkait dalam menangani terorisme, mengupas tentang terorisme dan soft deradikalisasi untuk memperkaya pemahaman pembaca,” ujar Dedi. 

Baca Juga: DPO Kasus Judi Online W88 Berhasil Ditangkap Polri di Filipina

Menurutnya, dibutuhkan intervensi untuk mencegah perkembangan paham radikalisme. Sebab, Indonesia merupakan negara yang memiliki heterogenitas tinggi adanya intoleransi yang dapat melahirkan paham radikal dan dapat berujung pada aksi terorisme.

Salah satu bentuk intervensi yang dapat dilakukan, jelas As SDM, adalah pencegahan melalui pengembangan kearifan lokal yang kontra ideologi radikalisme dan terorisme.

“Untuk merealisasikan hal ini, dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” tutur mantan Kadiv Humas Polri tersebut.

Editor : Redaksi