SURABAYA,Tikta.id - Mahasiswa Program Diploma 3 Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas berhasil menyulap limbah/sampah rumah tangga menjadi barang bernilai jual. Kali ini, mereka membuat karya bernama BERLING, yaitu Bel Rumah Ramah Lingkungan.
Keunikannya, mereka mengemas bel rumah dengan berbagai pernak-pernik berbahan daur ulang limbah sampah. Adapun limbah itu berupa plastik, botol shampoo, sabun, pelapis buah, dan lainnya.
Salah satu tim mahasiswa pembuat BERLING, Robiah Al Adawiyah mengaku produk ini dibuat sudah didasarkan pada analisis kompetitor. Sejauh pengamatannya, bel yang tersedia kebanyakan masih sederhana, estetika kurang, dan tidak memiliki kebermanfaatan lain.
"Sementara BERLING kami hadir dengan inovasi yang ramah terhadap lingkungan. Ada tiga varian produknya, yaitu tanpa lampu, dengan lampu, dan terhubung CCTV," kata Robiah.
Bersama Dwi Mega Diana, Nurul Fitriana, dan Fannany Ahmad Al Ariiq, Robiah mengaku inovasi BERLING tercipta hanya dalam kurun waktu singkat yakni empat bulan saja, mulai dari Agustus - November 2023. Kendati demikian, BERLING memiliki segudang manfaat selain terbilang sebagai produk kreasi yang bernilai ekonomis.
"Produk ini bisa mengurangi sampah rumah tangga jenis anorganik. Kami juga berupaya memberdayakan UMKM setempat seperti UMKM talenan maupun UMKM bel. Upaya kita juga untuk meningkatkan kreativitas generasi muda agar berinovasi," paparnya.
Dijual dengan harga mulai dari Rp 62.000, produk BERLING telah terjual sebanyak 30 item semenjak dirilis ke pasaran, dan sudah mencakup pasar Gresik, Surabaya, maupun Lamongan.
"Kita ingin membuat nilai jual dari bel ini tinggi, dengan memberikan dampak positif bagi lingkungan sehingga kami berinisiatif untuk mengkombinasikan bel rumah dengan dekorasi yang berasal dari sampah rumah tangga anorganik atau sisa untuk didaur ulang," ungkapnya.
Robiah dan timnya pun berharap produk BERLING bisa lebih dikenal masyarakat luas, mengingat tujuan pembuatan BERLING juga untuk mensukseskan program green ekonomi milik pemerintah agar tercapai.
"Bahwasanya produk ini bukan hanya bel saja tetapi kami juga ingin mendemonstrasikan bahwa kita juga perlu untuk peduli terhadap lingkungan," tuturnya.
Sementara itu, dosen pendamping kewirausahaan UHW Perbanas, Dr. Putri Wulanditya menjelaskan bahwa produk BERLING diawali dari mata kuliah kewirausahaan terlebih dahulu dan harus melalui proses yang cukup panjang sebelum akhirnya mendapatkan modal usaha dari Kemendikbud RI.
"Dari situ mereka diminta membuat sebuah project dengan teamnya dan itu bikin ide usaha. Itu digodok dan membuat proposal dan diikutkan kompetisi salah satunya yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI yaitu program PKM. Itu levelnya lomba tingkat nasional dan didanai, jadi tidak semua bisa lolos," kata Putri.
Selanjutnya, usai dinyatakan lolos, tim produk BERLING mendapatkan uang senilai Rp 6.400.000 dari Kemendikbud RI sebagai modal usaha untuk menginisiasi bagaimana mereka memulai menjadi wirausaha.
"Dari dana itu dilakukan pelaksanaan mulai dari survey pasar dan dijual (pemasaran) hingga mendapatkan untung," terangnya.
Menurut Putri, dengan adanya bantuan modal usaha tersebut, maka mahasiswa ini tidak hanya belajar dari segi kemampuan akademis saja, karena di dalamnya juga ada kemampuan softskill serta hardskill, sehingga ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa itu sendiri.
"Artinya mereka mau tidak mau harus kreatif bagaimana mereka menciptakan produk yang dibutuhkan yang berawal dari masalah," pungkas Putri. (Rest)
Baca juga: Bertambah Usia, Bertambah Pula Tantangan yang Harus Dihadapi Dosen dan Mahasiswa UHW Perbanas
Editor : Redaksi