FOMO: Fenomena Anak Muda yang Takut Ketinggalan Tren

Reporter : Wahyu Ocktaryza
ilustrasi

Tikta.id - Di zaman digital ini, istilah FOMO, atau Fear of Missing Out, menjadi semakin familiar di kalangan anak muda. FOMO menggambarkan rasa cemas dan ketidaknyamanan yang timbul ketika seseorang merasa mereka mungkin ketinggalan sesuatu yang penting atau menarik.

Fenomena ini telah mendapatkan perhatian khusus karena dampaknya yang signifikan pada kesehatan mental dan gaya hidup generasi masa kini.

Baca juga: Soroti Kerawawan Medsos, Kapolri Sebut Ancaman Tertinggi Pilkada Serentak 2024 Adalah Hoax

FOMO dan Media Sosial

FOMO sering kali dikaitkan dengan media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter memampangkan potret hidup orang lain yang tampak glamor dan penuh warna. Dengan terus-menerus melihat momen-momen "terbaik" teman dan selebriti, pengguna media sosial mungkin merasa tertekan untuk mengikuti tren atau menghadiri acara yang sama agar tidak merasa tertinggal.

Media sosial menawarkan feed yang selalu diperbarui dengan gambar dan cerita tentang perjalanan, acara, dan pencapaian orang lain. Hal ini menciptakan kesan bahwa ada banyak pengalaman luar biasa yang sedang terjadi, dan jika Anda tidak terlibat, Anda akan ketinggalan sesuatu yang berharga.

Tekanan Sosial dan Budaya Konsumerisme

Tekanan sosial untuk selalu up-to-date dengan tren terbaru dapat sangat kuat, terutama di kalangan anak muda. Budaya konsumerisme yang dipromosikan oleh iklan dan influencer memperkuat dorongan untuk membeli produk terbaru atau mengikuti tren mode. Peluncuran produk terbaru, baik itu gadget atau pakaian, sering disertai dengan kampanye yang memicu rasa urgensi untuk memiliki barang tersebut agar tetap merasa relevan dan terkini.

Budaya kompetitif ini juga terlihat dalam cara orang muda membagikan pencapaian mereka secara terbuka. Apakah itu kesuksesan akademik, promosi pekerjaan, atau pengalaman liburan yang mengesankan, ada dorongan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak kalah menarik dibandingkan dengan orang lain. Ini menciptakan siklus perbandingan yang dapat memperburuk perasaan FOMO.

Dampak Kesehatan Mental dari FOMO

Dampak FOMO pada kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh. Rasa cemas yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Ketika seseorang merasa terus-menerus harus mengejar apa yang dilakukan orang lain, mereka bisa mengalami kelelahan mental dan fisik. Kelelahan ini, pada gilirannya, dapat mengganggu kualitas tidur, menurunkan produktivitas, dan mengurangi kepuasan hidup.

Rasa ketinggalan juga bisa mempengaruhi harga diri. Terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses atau bahagia dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakpuasan dengan diri sendiri. Hal ini bisa membuat seseorang merasa tidak cukup baik, yang berdampak negatif pada kesejahteraan emosional mereka.

Baca juga: Agresif dalam Hubungan: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Cara Mengelola FOMO

Mengelola FOMO memerlukan pendekatan yang sadar dan strategi yang efektif. Berikut beberapa cara untuk mengatasi FOMO dan mengurangi dampaknya:

1.Kurangi Waktu di Media Sosial: Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membantu mengurangi paparan terhadap konten yang memicu FOMO. Pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi yang membatasi waktu layar atau menetapkan jam tertentu untuk memeriksa media sosial.

2.Fokus pada Diri Sendiri: Alihkan perhatian dari apa yang orang lain lakukan dengan fokus pada kebahagiaan dan pencapaian pribadi Anda. Temukan kegiatan dan hobi yang memberikan kepuasan tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.

3.Praktikkan Syukur: Menulis daftar hal-hal yang Anda syukuri setiap hari dapat membantu Anda menghargai apa yang sudah ada dalam hidup Anda. Syukur dapat mengalihkan perhatian dari rasa ketinggalan dan membantu Anda merasa lebih puas dengan apa yang Anda miliki.

4.Tetapkan Prioritas: Tentukan apa yang benar-benar penting bagi Anda dan fokus pada hal tersebut. Dengan menetapkan prioritas, Anda dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana menghabiskan waktu dan energi Anda, tanpa merasa tertekan untuk mengikuti setiap tren terbaru.

Baca juga: Lima Cara Mengatasi Rasa Sedih: Cara Bangkit dari Keterpurukan

5.Jaga Kesehatan Mental: Jika perasaan FOMO mulai mempengaruhi kesehatan mental Anda secara signifikan, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang profesional. Terapis atau konselor dapat membantu Anda mengatasi kecemasan dan mengembangkan strategi coping yang lebih sehat.

6.Bangun Hubungan yang Kuat: Menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga yang mendukung dapat membantu mengurangi perasaan terasing. Hubungan yang kuat memberikan rasa koneksi dan dukungan yang mengurangi kebutuhan untuk membandingkan diri dengan orang lain.

Kesadaran dan Keseimbangan

FOMO adalah fenomena yang nyata dan sering memengaruhi anak muda dalam dunia yang terhubung secara digital. Memahami dan mengelola perasaan ini dapat membantu Anda mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup.

Dengan fokus pada kesejahteraan pribadi dan mengatur ekspektasi, Anda dapat menikmati kehidupan tanpa terjebak dalam siklus perbandingan yang merugikan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan dan pengalaman yang unik—dan yang terpenting adalah menghargai perjalanan Anda sendiri.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru