SURABAYA - Memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2024, LPBHNU Surabaya menggelar santri ngaji korupsi bertajuk "Komitmen Pemberantasan Korupsi Menuju Indonesia Emas 2045", di kantor PCNU, Senin, (09/12), malam.
Oktavianto Prasongko, LPBHNU Surabaya, menjelaskan, acara ini merupakan bentuk komitmen LPBHNU Surabaya memberikan pemahaman kepada warga Nahdliyyin tentang bahaya dan jumlah korupsi yang terus meningkat.
Baca juga: LPBHNU Surabaya Peringati Hakordia, Dirangkai Deklarasi Gerakan Anti Korupsi MWC NU se Surabaya
Ia menegaskan, untuk mengurangi tindakan prilaku korup, dibutuhkan transparansi dan keterlibatan masyarakat dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari pihak eksekutif.
"Prilaku korupsi bisa dikurangi jika ada keterbukaan dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan RAPBD dilibatkan," katanya.
Camelia Habibah, menyampaikan organisasi seperti Nadhlatul Ulama (NU), yang mempunyai banyak anggota dan struktur kepengurusan mulai tingkat anak ranting, Ranting, bahkan kecamatan seharusnya terlibat dalam penyusunan RAPBD dan pengawasan pelaksanaan realisasi anggaran.
Baca juga: LPBHNU Surabaya Tolak Pelaksanaan Pra MLB NU
"Pengurus Anak Ranting, Pengurus Ranting (PR) Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC), untuk terlibat dalam penyusunan RAPBD setiap tahunnya". Lanjut anggota DPRD tahun 2019-2024.
Dalam penyusunan RAPBD harus transparansi dan akuntabel, sehingga peran partisipasi masyarakat dalam setiap tingkatan harus diterapkan di berbagai tingkatan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Dalam peraturan menteri dalam negeri, diamanatkan dalam penyusunan RAPBD, melibatkan organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan perwakilan pemuda", lanjut ketua PC Fatayat NU Surabaya.
Baca juga: Saling Support Program Kerja, Fatayat NU Surabaya Teken MoU dengan LPBHNU
Moh Taufik, memaparkan tentang pengertian, bentuk-bentuk tindak pidana dan penyalahgunaan wewenang yang berdampak terhadap perilaku koruptif.
"Kegiatan santri ngaji korupsi seperti malam ini, perlu di aksanakan untuk memberikan pemahaman tentang dampak kerugian dari prilaku kepada warga Nahdliyyin," tutur Taufik.
Editor : Redaksi