SURABAYA - Tingginya penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya yang mencapai 10.741 jiwa November 2024 mendapatkan perhatian khusus dari anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi'i
Imam menjelaskan, penderita TBC di Surabaya meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan menjadi salah satu penyebab naikkan jumlah kematian di Kota Surabaya.
Baca juga: DPRD Dorong Pemkot Surabaya Tutup Saluran Gorong-Gorong Berbahaya dan Maksimalkan Pencarian Balita
"Ini kan sudah Desember, mendekati habis Desember itu jumlah yang meninggal akibat TBC, itu sekitar 100 orang, lebih banyak, dari tahun sebelumnya yang 80 orang," jelasnya saat dikonfirmasi oleh pawarta tikta.id diruangannya, pada Kamis (12/12).
Imam mendorong, bagi warga yang terpapar ciri-ciri penyakit tersebut, segera melakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat.
Misalnya, batuk berkepanjangan, batuk berdarah, demam ringan, berkeringat pada malam hari, mengalami ienurunan berat badan, lemas dan nafsu makan berkurang
Baca juga: DPRD Dorong Pemkot Surabaya Tutup Saluran Gorong-Gorong Berbahaya dan Maksimalkan Pencarian Balita
"Kami meminta warga Surabaya dengan gejala yang diduga itu TBC. Segera melapor ke puskesmas. Seluruh biaya akan ditanggung gratis. Baik warga Surabaya maupun warga bukan Surabaya khusus TBC," imbaunya
Bila dalam pemeriksaan dinyatakan positif TBC, Imam mengimbau segera dirujuk ke rumah sakit yang punya kamar isolasi untuk penderita TBC.
Baca juga: DPRD Surabaya Desak Pemkot Tanggap Atasi Banjir, Pemetaan dan Koordinasi Jadi Prioritas
Pasalnya, sebut legislator Partai Nasdem tersebut, Puskesmas bukan tempat untuk rawat inap, tapi deteksi awal, serta dilakukan pengawasan bagi pasien memastikan perkembangan setiap harinya.
"Kalau kemudian TBC dibawa ke rumah sakit setelah sembuh ulang via puskesmas akan tetap mengawasi, jadi puskesmas ini fungsinya sebagai satelitnya kayak. Pemerintah juga menyediakan anggaran 600.000 per orang khusus yang untuk penyakit TBC ini, karena ini sudah menjadi program nasional," ucap dia.
Editor : Redaksi