SURABAYA - Puluhan Habaib, Ulama, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Timur mendatangi Gedung DPRD Jawa Timur di Surabaya, Senin, 2 Juni 2025. Mereka berasal dari kawasan Madura, Kediri, Matraman, Malang Raya, hingga Surabaya. Tujuan kedatangan mereka satu: menyuarakan penolakan terhadap program vaksinasi TBC yang dinilai penuh tanda tanya dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Pertemuan berlangsung di ruang Badan Musyawarah dan difasilitasi oleh anggota DPRD Jatim, Puguh Wiji Pamungkas. Forum itu menjadi ruang kritik tajam terhadap rencana vaksinasi yang dianggap sebagai uji coba tanpa kepastian manfaat maupun prosedur yang transparan.
Baca Juga: Hikmah Bafaqih: Guru Madrasah Bekerja Sepenuh Hati, tapi Didiskriminasi
“Kami berbicara dengan masyarakat dari berbagai daerah. Mayoritas menolak uji coba vaksin TBC ini. Mereka mempertanyakan tujuan sebenarnya, bahkan muncul kekhawatiran bahwa ini bagian dari proyek depopulasi. Jika benar, ini sangat tidak manusiawi!” kata Fadholi Moh Ruham, tokoh agama yang mewakili lima wilayah di Jawa Timur.
Para tokoh juga menilai pemerintah telah mengambil keputusan sepihak tanpa pelibatan masyarakat, khususnya para pemuka agama. Menurut mereka, pendekatan semacam ini berisiko menimbulkan kecurigaan dan penolakan yang lebih luas.
Baca Juga: APBD Dinilai Tak Maksimal, Fraksi PKB Minta Pemprov Jatim Lakukan Reformasi
Mereka mendesak DPRD Jatim agar menyampaikan aspirasi ini ke DPR RI. Mereka juga memperingatkan pemerintah agar tidak mengorbankan martabat bangsa demi program yang belum terbukti manfaatnya.
“Kami siap menempuh jalur hukum jika vaksin ini tetap dipaksakan. Pemerintah harusnya menjaga martabat rakyat, bukan malah menjadi pelaksana proyek asing atas nama kerja sama,” ujar KH Fadholi.
Baca Juga: Banggar Dorong Khofifah Optimalisasi PAD dari BUMD
Menanggapi aspirasi tersebut, Puguh Wiji Pamungkas menyatakan akan menindaklanjutinya ke tingkat pusat. “Ini bukan soal menolak kesehatan, tapi soal transparansi, kejujuran, dan keselamatan generasi penerus bangsa,” ujarnya.
Editor : Redaksi