DPRD Surabaya Desak Normalisasi Sungai Kalianak Tidak Hanya Jadi Wacana

Reporter : Aldi Fakhrudin
DPRD Surabaya Desak Normalisasi Sungai Kalianak Tidak Hanya Jadi Wacana
Buchori Imron

SURABAYA – Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Buchori Imron, mendesak Pemerintah Kota Surabaya untuk lebih serius dalam melaksanakan program normalisasi Sungai Kalianak. Ia menilai, penyempitan sungai yang terjadi selama bertahun-tahun menunjukkan lemahnya pengawasan dari pihak terkait.

“Sungai Kalianak ini mestinya sudah dinormalisasi sejak lama. Dulu lebarnya di hulu 20 meter dan di hilir 40 meter, sekarang hanya tersisa 2 meter di hulu dan 18-20 meter di hilir. Ini jelas akibat lemahnya pengawasan,” ujar Buchori, beberapa waktu lalu 

Baca juga: PT Yekape Resmi Jadi Perseroda, Siap Bangun Hunian Terjangkau untuk Warga

Menurut Buchori, selain persoalan penyempitan sungai, maraknya bangunan liar di sekitar aliran Sungai Kalianak juga menjadi hambatan utama dalam upaya normalisasi. Ia meminta pemerintah tegas menertibkan bangunan yang melanggar Perda dan menghalangi fungsi sungai.

“Kalau ilegal, ya harus ditertibkan. Kalau dibiarkan, rugi dua-duanya, baik warga maupun pemerintah. Jangan sampai program ini hanya jadi wacana,” tegasnya.

Baca juga: Arif Fathoni Soroti Maraknya Sengketa Lahan, Desak BPN dan MA Ambil Langkah Progresif

Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, mengatakan bahwa normalisasi Sungai Kalianak telah masuk dalam rencana Pemkot untuk menanggulangi banjir, khususnya di wilayah Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Krembangan.

“Kami sebelumnya sudah menentukan titik-titik mana saja yang akan diberi patok, serta membahas tahap pemeliharaan yang diperlukan. Hari ini, kami melakukan penentuan titik tengah di Sungai Kalianak,” jelas Windo.

Baca juga: DPRD Dorong Flyover dan Underpass Topang Proyek Strategi Nasional

Buchori mengingatkan agar pemerintah tidak menjalankan program ini setengah-setengah. Menurutnya, normalisasi ini menyangkut keselamatan warga dari banjir yang terus berulang setiap tahun.

“Kalau program ini dimulai, maka harus selesai dengan tuntas. Jangan setengah-setengah!” pungkas Buchori 

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru