Teatrikal Kolosal, Cak Yebe Tegaskan Api Perjuangan Arek-Arek Suroboyo Tak Boleh Padam

Reporter : Aldi Fakhrudin
Cak YeBe membacakan narasi peristiwa heroik perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya menggelar teatrikal kolosal “Surabaya Merah Putih” yang merekonstruksi peristiwa heroik perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit atau eks Hotel Yamato, pada Minggu (21/9).

Acara ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang berperan sebagai Residen Soedirman, Kapolrestabes Surabaya, Sekretaris Daerah Kota Surabaya Lilik Arijanto, sejumlah kepala OPD, serta Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko.

Baca juga: DPRD Surabaya Berharap Sekda Baru Jadi Penggerak dan Penjaga Stabilitas Pemerintahan

Di tengah suasana penuh semangat kebangsaan, Yona Bagus Widyatmoko yang akrab disapa Cak Yebe tampil membacakan narasi peristiwa dengan penghayatan mendalam. Suaranya yang lantang mampu menggugah penonton, seolah membawa mereka kembali ke masa ketika arek-arek Suroboyo berjuang mempertahankan kemerdekaan.

“Perobekan bendera di Hotel Yamato adalah pesan abadi bahwa rakyat Surabaya tidak pernah tunduk pada penjajahan. Spirit ini harus diwariskan kepada generasi muda agar mereka tidak hanya mengenang, tetapi juga mengamalkan nilai persatuan dan keberanian dalam kehidupan berbangsa,” tegas Cak Yebe.

Baca juga: DPRD Surabaya Soroti Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT RI ke-80

Politisi asal Partai Gerindra ini menekankan, semangat perjuangan tersebut tidak boleh berhenti pada seremoni semata. Sebagai Ketua Komisi A yang membidangi pemerintahan dan hukum, dirinya melihat teatrikal ini selaras dengan tugas DPRD dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan.

“DPRD bukan sekadar lembaga pembuat regulasi, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga persatuan dan menumbuhkan nasionalisme di tengah masyarakat,” tambahnya.

Baca juga: 14.000 Warga Antre Rusun, Cak YeBe Dorong Solusi Hunian Vertikal Terpadu

Puncak acara ditandai dengan perobekan warna biru pada bendera Belanda hingga menjadi Merah Putih, yang disambut pekikan lantang “Merdeka!” dari ribuan penonton. Bagi Cak Yebe, momen tersebut adalah pengingat bahwa api perjuangan tidak boleh padam.

“Semangat arek-arek Suroboyo tidak boleh berhenti di masa lalu. Tugas kita adalah meneruskannya di masa kini dengan menjaga demokrasi, persatuan, dan keadilan bagi seluruh warga Surabaya,” pungkasnya.

Editor : Redaksi

Politik
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru