SURABAYA - Poros Sahabat Nusantara (POSNU) Jawa Timur menyoroti, kinerja tiga BUMD milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur yang dinilai belum mampu menunjukkan performa yang cukup agile (lincah) dalam meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tiga BUMD yakni PT Panca Wira Usaha (Perseroda PWU), PT Jatim Grha Utama (Perseroda JGU) dan PT Air Bersih Jatim. Berdasarkan laporan keuangan periode 2019 hingga 2024 terhitung laba bersih yang disetorkan ke Pemprov masih tergolong kecil.
Baca juga: MAKI Jatim Apresiasi Penahanan 4 Tersangka Hibah, Desak KPK Ungkap Tersangka Lainnya
"Jika dihitung secara akumulatif, rasio kontribusi tujuh BUMD dengan kepemilikan modal regional Pemprov Jatim hanya mencapai rata-rata 2,04% kurun waktu lima tahun dengan kontribusi di tahun 2024 sebesar 1.94%," ujarnya Rizky Taufik anggota bidang ekonomi dan analisis keuangan daerah POSNU Jatim, pada Rabu (8/10).
Menurutnya, angka tersebut menunjukkan bahwa keberadaan BUMD sejauh ini belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan PAD. Sebab lemahnya kontribusi tersebut berakar dari rendahnya efektivitas pengelolaan dan komitmen manajerial dalam memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki.
“Pertumbuhan laba bersih atau dividen itu tergantung dari sejauh mana direksi mampu mengelola resources secara produktif. Jadi, sumber pendapatan harus benar-benar diperhitungkan yang kemudian dapat di representasikan terhadap kontribusi fiskal daerah,” paparnya.
Ia juga menilai, bahwa fungsi BUMD sebagai agent of regional development belum benar-benar berjalan optimal. "Seharusnya, BUMD dapat menjadi penggerak ekonomi daerah dan motor pembangunan dari sisi fiskal," ucap dia.
Namun faktanya, ketiga BUMD tersebut belum menunjukkan profit yang berkelanjutan, berdasarkan data, kinerja keuangan tiga BUMD yang mengalami penurunan cukup tajam dalam kurun waktu lima tahun terakhir:
1. PT PWU (2018–2024) rata-rata turun 17,20%
2. PT JGU (2018-2024) rata-rata turun 56,89%
Baca juga: Fraksi PDIP: Perubahan APBD 2025 Harus Jadi Instrumen Kesejahteraan Rakyat
3. PT Air Bersih Jatim (2018-2024) rata-rata turun 0,31%
"Seperti BUMD PWU dengan rata-rata pertumbuhan hanya di angka minus -17%, JGU juga menyusul rasio pertumbuhan minus hingga -56% dan Air Bersih rata-rata hanya di 0,31%. Berdasarkan analisa kinerja laba bersih oleh tiga BUMD, perlu dilakukan audit independent terhadap tiga BUMD itu,”ungkap Rizky.
Penurunan ini menunjukkan adanya masalah efisiensi usaha dan lemahnya pengelolaan aset. Pihaknya menyebut secara regulatif, peran BUMD sebagaimana telah diatur dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah (pasal 285) ayat (1). Dimana PAD juga bersumber dari hasil pengelolaan kekayaan daerah, termasuk dari BUMD.
Selain itu, UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Daerah (HKPD) juga menegaskan posisi strategis BUMD sebagai sumber fiskal penting bagi daerah. Ia juga menyebutkan perihal regulasi Permendagri No. 118 tahun 2018 (pasal 33).
Baca juga: Eskalasi Demonstrasi Memanas, 9 Organisasi Kepemudaan di Jatim Keluarkan Maklumat
“Kalau mengacu pada Permendagri No. 118 tahun 2018 pasal 33 sudah jelas harus dilakukan monitoring antara target yang ditetapkan dengan realisasi. Setiap rencana bisnis BUMD wajib memperhitungkan kemampuan laba yang bisa berkontribusi langsung pada PAD. Jadi, bukan hanya operasional berjalan, tapi juga bagaimana hasilnya bisa dirasakan oleh daerah,” kata Rizky.
Jika dihitung secara menyeluruh rasio kontribusi tahun 2024 hanya mencapai 2,8%. Rizky menegaskan harapan BUMD yang mampu menjadi icon pembangunan bahkan pendulang PAD hanya sekian persen dari total penerimaan pendapatan daerah dari sektor PAD.
Ia juga mengungkapkan berdasarkan Analisa laporan laba bersih yang ditinjau secara berkala, lemahnya pertumbuhan pada tiga BUMD bisa juga disebabkan tidak adanya fungsi pengawasan dari internal BUMD.
“Harus dilakukan restrukturisasi dalam tiga tubuh BUMD itu, sebab dari laporan laba bersih ke-tiga BUMD tersebut tidak ada oversight function sehingga menyebabkan rasio penurunan yang tidak terkontrol." tutupnya.
Editor : Redaksi