Tikta.id - Bekerjasama dengan Lembaga UKW Fakultas Ilmu Komunikasi (LUKW Fikom) Unitomo Jaringan pegiat literasi digital (Japelidi) menggelar Workshop Literasi Digital bertajuk "Melawan Hoaks dengan Kreativitas dan Kolaborasi di Media Sosial".
Workshop diikuti Jurnalis, Key Opinion Leader (KOL), dikemas dengan forum diskusi di ruang LUKW Fikom Unitomo Gedung F Lantai IV, pada Minggu (23/6).
Baca Juga: Fikom Unitomo Kupas Tantangan Public Relations di Era Post-Truth
Koordinator Japelidi Ni Made Ras Amanda G mengatakan, workshop literasi digital dilaksanakan di delapan kota dengan melibatkan 30 peserta.
Delapan kota tersebut, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Denpasar Semarang Makassar dan Ambon.
"Kita memang memang tidak banyak ya, karena kita inginnya diskusinya juga lebih hangat dan lebih akrab. Jadi dalam satu pertemuan kita maksimal 30 peserta." kata Ni Made.
Dari workshop yang telah dilaksanakan, Japelidi banyak mendapatkan masukan yang sifatnya out of the box.
Sehingga beber Ni Made, Japelidi termotivasi untuk menggelar workshop kembali dibeberapa kota lainnya.
"Jadi kita mendapatkan masukan out of the box jadi kita enggak pernah berpikir kesana, jadi kita ingin sekali ke depannya (mengadakan workshop kembali)," tambah Ni Made.
Ia memaparkan, Japelidi saat workshop merekam kebutuhan dan keinginan peserta, utamanya KOL dan para jurnalis.
Pasalnya sebut Ni Made, banyak lembaga yang bikin workshop tetapi tidak mengetahui apa keinginan peserta atau kebutuhan pasar.
Baca Juga: Fikom Unitomo Kupas Tantangan Public Relations di Era Post-Truth
"Jadi banyak bikin workshop untuk kepentingan yang membuat workshop, tapi tidak mengetahui apa yang sebenarnya peserta yang inginkan atau pasar butuhkan. Jadi kita merekam apa saja kebutuhan, diinginkan sebenarnya oleh orang-orang yang selama ini menjadi garda terdepan dalam melawan miss informasi," tegasnya.
Dimas Prakoso pemateri workshop menjelaskan, workshop di Surabaya digelar sudah dua kali.
Workshop kali ini, dianggap sangat menarik karena bisa menjembatani jurnalis dan KOL.
"Ini menarik karena di Surabaya bisa menjembatani teman jurnalis, Gen Z dan juga KOL untuk dikolaborasikan," ujarnya.
Dengan begitu Japelidi bisa mengetahui, apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh KOL maupun jurnalis dalam ruang lingkup digitalisasi Indonesia.
Baca Juga: Gelar Raker, IKA PMII Perjuangan Unitomo Perkuat Database dan Jaringan Alumni
"Nanti kita kolaborasika, untuk menjamin ruang digital Indonesia menjadi lebih aman lebih nyaman dan bisa meminimalisir efek dari miss informasi itu sendiri," tegasnya.
Dari Lembaga UKW Unitomo Nur Annafi Farni Syam Maella mengatakan, workshop literasi digital jadi sarana atau alat transfer informasi, dan kolaborasi antara jurnalis dan KOL.
Sebab, urai Nur Annfi anak KOL dianggap lebih satset memanfaatkan media sosial, dengan sudut pandang "yang penting viral", kemudian mendapatkan banyak like dan subscribe, padahal tidak semuanya seperti itu.
"Akhirnya tahu kan, ternyata di KOL juga sama ternyata mereka juga punya idealisme yang sama dengan jurnalis. Mereka juga belajar, kuliah. Karena perlu literasi," terangnya.
Editor : Redaksi