Jangan Lari dari Masalah, Komunikasikan Baik-baik Agar Kamu Tampak Lebih Dewasa

Ilustrasi, pixabay
Ilustrasi, pixabay

Tikta.id - Masalah atau konflik pasti hadir dalam kehidupan manusia. Entah itu konflik  perasaan atau lainnya. Konflik harusnya diselesaikan secara baik-baik, semua pihak harus duduk bersama bicara dari hati kehati agar endingnya juga tetap baik. Hal ini menunjukkan sikap kita lebih dewasa, cerdas menyikapi masalah, utamanya konflik perasaan dan tidak terkesan kekanak-kanakan.

Masalah atau konflik bila tidak dicarikan solusi bakal tambah meruncing dan ujungnya akan terjadi perpecahan atau permusuhan yang tak bakal berujung. Sebaiknya konflik atau masalah  dibicarakan dan diselesaikan baik-baik, agar tidak menimbulkan kecurigaan yang subjektif bagi salah satu pihak.

Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Hubungan Toxic dan Cara Menghadapinya

Sahabat Tiktakers berikut ini kami uraikan seseorang yang tidak dewasa menyikapi masalah atau konflik:

Membiarkan Masalah bagai Bola Salju

Agar sikapmu terlihat dewasa sebaiknya tidak menghindari masalah. Sebab masalah yang datang diluar kehendak kita bisa jadi menguji mental kita agar lebih kuat. 

Dengan masalah seyogianya kita bisa berpikir cerdas menyikapi dengan bijak dan diselesaikan secara baik-baik. Jangan biarkan masalah tersebut seperti bola salju, yang kemudian akan merebak kemana-mana. 

Egois

Salah satu tanda tidak dewasa dapat disimpulkan dari kamu yang tidak punya niatan untuk menyelesaikan masalah. Kamu justru egois, tidak pernah mencoba melakukan komunikasi bagaimana memecahkan permasalahan itu. Padahal, bicara baik-baik terbuka dan penuh kejujuran masalah tersebut akan berakhir dengan damai.

Justeru dengan kamu tidak punya itikad baik menyelesaikan masalah itu, sikap kamu tidak pernah bakalan dewasa, dan menjadi kebiasaan dalam interaksi sosial maupun dalam keluarga.

Suka Bikin Drama

Suka bikin drama sebaiknya jangan pernah kamu lakukan, lebih baik jujur dan katakan substansinya. Supaya arahnya jelas dan tidak bertele-tele. Sebab bila kamu hanya memantik agar orang lain lebih perhatian atau memahami, bisa jadi orang itu tidak paham dan berpikir ini tidak serius. 

Misalnya saat bersamanya kamu cuma selalu menyanyi, ngasih kode-kode. Tapi setelah itu berbeda dengan sikap yang kamu tunjukkan. Ini menandakan kamu pandai memainkan drama dan pikiranmu kurang dewasa.

Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Hubungan Toxic dan Cara Menghadapinya

Terlalu pengecut 

Sikap kamu juga bisa dikategorikan tidak dewasa adalah pengecut. Pengecut dalam konteks ini, kamu tidak jujur, tidak terbuka bahkan menjauh dari masalah. Membiarkan orang lain jengkel tanpa ada niat baik menyelesaikan masalah itu.

Menjauhnya kamu dan tak ingin menyelesaikan masalah secara baik-baik diindikasikan kamu takut ketahuan siapa diri kamu sebenarnya. Sehingga kamu lebih memilih menjauh tanpa ada niatan baik menyelesaikan masalah tersebut.

Mau Menang Sendiri

Mau menang sendiri, ingin lebih dimengerti dan orang lain menuruti kehendak mu, itu menunjukkan juga tidak dewasa, sebelum kamu berpikir kesana sebaiknya lakukan kontrol diri dan evaluasi. Apakah sikap kamu selama ini dalam berinteraksi terbangun sinergi yang baik, jangan-jangan kamu hanya menawarkan konsep, sedangkan kamu sendiri tidak pernah totalitas dan lebih banyak menghilang dan jarang berpartisipasi.

Datang Saat Ada Maunya 

Baca Juga: Mengenali Tanda-tanda Hubungan Toxic dan Cara Menghadapinya

Ketidakdewasaan dirimu juga bisa dilihat saat ada maunya saja, kamu tampak rajin dan seolah-olah tulus membantunya.

Padahal di balik semua itu ada maksud dan tujuan tertentu. Dan semua itu tak harus diingatkan, karena orang tersebut pasti sudah tahu tanggungjawabnya. 

Membantu orang, apalagi sudah dianggap bagian dari proyeksinya harus betul-betul seirama, membangun secara gotong royong hingga menuai sukses. Dan hasilnya dapat dirasakan bersama.

Maka mulai saat ini, cobalah bersikap lebih dewasa, membangun kebersamaan lagi, ciptakan susana seperti dulu, saling memahami dan mengerti hingga tercipta komunikasi yang transparan, tidak saling menyalahkan dan curiga satu sama lain agar hidup kita lebih berkualitas.

 

Editor : Redaksi