Petani Tambak dan Nelayan Tolak PSN, PII Jatim Turut Buka Suara

Penolakan warga terhadap PSN di Kenpark
Penolakan warga terhadap PSN di Kenpark

SURABAYA - Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur Ali Yusa turut buka suara terkait penolakan pembangunan Proyek Strategis Nasiona (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) oleh petani tambak dan nelayan 

Yusa menegaskan, PII Jatim mendukung penolakan PSN oleh petani tambak dan nelayan. Sebab lanjut dia, proyek tersebut bukan melalui kajian akademis. 

Baca Juga: Sikapi PSN, Luluk Minta Warga Kenjeran Diposisikan Aktor Utama Pembangunan Kawasan Pesisir

"Sehingga dampaknya tidak menguntungkan bagi masyarakat." kata Yusa kepada wartawan, Rabu (4/9).

Yusa menambahkan, PSN tidak mengedepankan keilmuan sehingga kajiannya dianggap sangat lemah dan tidak perlu dilanjutkan. 

"Iya sangat tidak menguntungkan karena langkah-langkah yang diambil juga bukan langkah-langkah akademis. Bukan langkah-langkah yang mengedepankan keilmuan, sebab kajiannya sangat lemah, karena sangat lemah sebaiknya tidak ada." bebernya.

Yusa menganggap penolakan petani tambak dan nelayan terhadap PSN SWL merupakan langkah cerdas. 

Baca Juga: Legislator PDI Perjuangan Minta Proyek Strategis Nasional SWL Dibatalkan

Sebab menurut dia, aturan yang berlaku di negara ini kerap disiasati oleh pelaku kebijakan. 

"Apa yang dilakukan warga cukup cerdas Karena bagaimanapun juga kita sering tahu bahwa aturan-aturan yang ada di negeri ini seringkali disiasati oleh para pelaku-pelaku kebijakan seperti itu." kata Yusa.

Juru bicara PT Granting Jaya Agung Pramono mengaku telah menerima berbagai respons dan usulan dari nelayan.

Baca Juga: Risma dan Gus Han Hadir di Mimbar Bebas Tolak Pulau Reklamasi

Maka dari itu, PT Granting Jaya akan terus melakukan pendekatan dengan nelayan agar reklamasi bisa berjalan dengan lancar.

"Kami terus jalan, dari kami PT Granting Jaya telah menyiapkan alternatif solusi. Ya, nelayan terdampak akan diberikan kompensasi berupa pekerjaan pengganti," jelas Agung.

Editor : Redaksi