Pembentukan Karakter Anak dalam Parenting Class

Parenting class di SMPN 6 Pemalang
Parenting class di SMPN 6 Pemalang

PEMALANG - Parenting Class atau kelas orangtua merupakan wadah bagi orang tua atau wali murid, untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam pola mendidik anak, Guna mewujudkan hal itu, SMP Negeri 6 Pemalang adakan kegiatan parenting class pada Sabtu (7/9)

Hadir dalam Kegiatan yang juga bertujuan membangun sinergi antara sekolah siswa dan orangtua ini, Purwaningsih S.Pd,Mpd sebagai pemberi materi kegiatan sekaligus merupakan kepala sekolah SMP negeri 6 Pemalang.

Baca Juga: Bentuk Karakter Pemimpin Muda Islami, SMP Muhammadiyah 15 Surabaya Gelar LDKS

Dalam paparannya Purwaningsih mengatakan, parenting Class dengan tema "Menyiapkan generasi emas dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia di SMP Negeri 06 Pemalang," ini bertujuan membangun sinergi antara sekolah, siswa dan orangtua.

Hadir dalam Kegiatan tersebut, Para orangtua dari siswa kelas 7, 8, dan 9, bertempat di Mushola SMP N 06 Pemalang, Dalam materi paparanya, Kepala sekolah ,menyampaikan beberapa hal terkait dengan bagaimana langkah efektif dalam mensinergikan antara sekolah,siswa dan orangtua dalam dunia pendidikan.

"Para orang tua murid dari dari semua kelas nantinya, secara terjadwal akan diberikan materi dari masing masing bagian di sekolah," terang Purwaningsih kepada wartawan.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, bahwa Parenting merupakan metode yang tepat bagi orang tua dalam pembentukan karakter anak, Parenting bukan hanya sekedar mengasuh anak, namun orang tua harus mendidik, membimbing, dan melindungi setiap perkembangan anak. 

"Tujuan parenting adalah meningkatkan kesadaran orang tua bahwa mengasuh anak perlu pengetahuan dan tidak boleh sembarangan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam hal pengasuhan, mempertemukan kepentingan dan keinginan antara pihak keluarga dan pihak sekolah," tutupnya.

Baca Juga: Yuk Kenali Tujuh Karakteristik Generasi Alfa yang Unik

Mengupas masalah pada anak untuk usia sekolah Menengah lebih banyak pada persoalan sikap seperti susah diatur, ngeyel, malas belajar, Atau bisa jadi persoalan kecanduan media seperti game, media sosial, bahkan hingga pornografi. Atau juga menyangkut pergaulan, seperti bullying, ketertarikan lawan jenis, peer group.

Permasalahan tersebut muncul sangat dipengaruhi dengan lingkungan, pergaulan, atau pola asuh orang tua. Yang paling penting pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab masalah itu muncul.

Terkait permasalahan belajar, anak merasa jenuh, malas belajar, materi pelajaran lupa bisa diidentifikasi dahulu dengan lingkungan dan saat anak menjalani proses belajar.

Bentuk pembelajaran yang hanya melulu di kelas dengan banyak menghafal materi tentu bisa jadi sumber kejenuhan. Pergaulan siswa yang sudah menampakkan kecenderungan peer group sehingga pilihan teman yang nyaman menjadi kecenderungan pilihan.

Baca Juga: Cetak Prajurit Berkarakter dan Profesional Melalui Transformasi Pola Pendidikan

Bagi siswa yang mempunyai kuasa lebih untuk memaksa teman lainnya untuk melakukan sesuai yang diinginkannya bisa jadi menjadi sumber bullying yang bisa mengganggu proses belajar. Daya tarik gadget, TV dan konsistensi orang tua dalam mengatur pengunaannya menjadi sebab lain aktivitas belajar menjadi tidak stabil.

Masing-masing harus diurai dengan melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan. Di sekolah, guru yang mengajar menjadi mitra konsultasi penyelesaian masalah anak. Di rumah, pasangan suami-istri, anggota keluarga lain harus kompak dengan kesepakatan untuk mendukung proses belajar yang baik. 

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang tidak bisa setiap orang untuk resign, mengundurkan diri. Buktinya sudah menjadi orang tua dengan karunia anak yang menjadi amanah dari Allah.

Editor : Redaksi