SURABAYA - Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono menegaskan, secara geografis kota Pahlawan berpotensi diterjang banjir atau genangan.
Adi menyebut, potensi terjadinya banjir atau genangan saat intensitas curah hujan deras disertai air laut sedang pasang.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis di Surabaya Dijadwalkan Mulai 13 Januari 2025
"Untuk itu Pemkot harus antisipasi, melakukan deteksi dimana yang menjadi potensi terjadinya genangan." kata Adi, Sabtu (4/1).
Hal itu, menurut Ketua DPC PDIP Surabaya itu, sebagai langkah antisipasi terjangan banjir seperti beberapa waktu lalu.
"Secara alam Surabaya diguyur hujan yang sangat deras dan kemudian air lautnya lagi pasang. Pemot harus mendeteksi
potensi dimana terjadi genangan air, dan membuat solusi pemecahan buat tampungan air yang itu akan mengurangi potensi banjir di Surabaya," papar Adi.
Baca Juga: Hidrometeorologi, Fathoni Imbau Pemkot Sosialisasi dan Bikin Pelatihan Tanggap Bencana
Adi menambahkan, Raperda Penanganan Banjir inisiatif dari Komisi C akan dibahas segera panitia khusus (Pansus) DPRD Surabaya.
Raperda tersebut kata Adi, sudah selesai disusun Badan Pembuat Perda (Bapemperda) DPRD Surabaya, dan telah disetujui Pemkot Surabaya
"Raperda Penanganan Banjir dulu usulan dari Komisi C. Badan Pembuat Perda (Bapemperda) sudah selesai menyusunnya dan disetujui oleh Pemkot Surabaya. Sebentar lagi akan dibahas di tingkat Panitia Khusus (Pansus) yang ditugasi DPRD Kota Surabaya." beber Adi.
Baca Juga: Banjir Meluas, Ketua DPRD Desak Pemkot Fokus pada Infrastruktur
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, untuk menyelesaikan banjir telah menyiapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang, dengan melakukan pemetaan wilayah yang menjadi prioritas penanganan.
"Jadi dari kampung masuk ke saluran tersier lalu ke primer, kemudian masuk ke sungai besar dan lanjut ke laut. Itu yang dikoneksikan satu sama lain untuk jangka pendek. Harapannya fungsi sungai bisa kembali normal, maka bisa mengalirkan air menuju laut dengan lancar. Karena, ada sungai yang awalnya lebar 30 meter menjadi satu meter. Ini yang harus diperbaiki," imbuhnya.
Editor : Redaksi