Cak Ghoni Rehabilitasi Nama Bung Karno Sebagai Bentuk Pelurusan Sejarah

SURABAYA – Anggota Komisi D DPRD Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan, Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am atau yang akrab dipanggil Cal Ghoni menyoroti pentingnya rehabilitasi nama baik Presiden pertama Indonesia, Soekarno. 

Dalam pernyataannya, ia menegaskan selama bertahun-tahun, Bung Karno dicap sebagai pengkhianat bangsa berdasarkan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967, yang baru dicabut pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Juga: Eri Cahyadi dan Armuji Dapat Apresiasi dari Warga Atas Rehabilitasi Pipa PDAM

“Kita bersyukur bahwa putra terbaik bangsa yang lahir di Kota Surabaya ini akhirnya bisa mendapatkan keadilan. Namun, betapa memilukan bahwa selama puluhan tahun, nama beliau masih tersemat sebagai pengkhianat bangsa,” ujar Cak Ghoni Kamis (20/2)

Ia menilai, terdapat upaya sistematis untuk mendiskreditkan Bung Karno, terutama di masa Orde Baru, tanpa adanya penelitian yang mendalam. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mengkaji ulang sejarah secara objektif agar tidak ada lagi pembelokan fakta sejarah di masa mendatang.

Cak Ghoni juga mengapresiasi pemerintahan saat ini yang telah mencabut TAP MPRS tersebut. Menurutnya, langkah tersebut merupakan bentuk pengakuan terhadap jasa besar Bung Karno dalam membawa Indonesia ke panggung dunia. 

“Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjuang dalam pencabutan TAP MPRS ini,” tambahnya.

Sebagai bentuk apresiasi, Cak Ghoni mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk lebih aktif dalam mensosialisasikan dan memperkenalkan kembali Bung Karno sebagai tokoh kebanggaan bangsa.

Baca Juga: Selain Masalah Rehabilitasi, BNNK Sebut Korban Penyalahgunaan Narkotika Tak Punya Identitas

“Setidaknya, Pemkot Surabaya harus menyerukan kepada seluruh warga agar nama Bung Karno dipulihkan sepenuhnya dan dijadikan sebagai teladan bagi generasi muda,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti selama masa kepemimpinannya, Bung Karno tidak pernah menerima upah maupun pensiun, sebuah bukti nyata pengabdiannya kepada bangsa.

“Bung Karno telah mengorbankan segalanya demi Indonesia. Oleh karena itu, kita harus belajar dan mengamalkan ajaran-ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Ia juga menambahkan, kader PDI Perjuangan merasakan kebanggaan sekaligus kesedihan saat TAP MPRS yang mencemarkan nama Bung Karno akhirnya dicabut. 

Baca Juga: IPWL Dicabut, BNNK Surabaya Minta Pemkot Turut Hadir Menyelesaikan Rehabilitasi Korban Narkotika

“Ibu Megawati menangis saat keputusan itu diambil, dan kami sebagai kader juga merasa haru dan bangga,” ujarnya.

Dengan dicabutnya TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967, Cak Ghoni berharap generasi muda semakin memahami peran besar Bung Karno dalam sejarah bangsa serta menjadikannya sebagai inspirasi kepemimpinan. 

“Bung Karno bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga tokoh yang diakui dunia. Ini harus menjadi kebanggaan bagi kita semua, khususnya warga Surabaya, tempat kelahiran beliau,” pungkasnya.

Editor : Redaksi