JAKARTA - Film "Sorority Row", yang disutradarai oleh Stewart Hendler, adalah perpaduan antara horor klasik dan thriller modern. Terinspirasi dari film "The House on Sorority Row" (1982), film ini menghadirkan ketegangan yang dibalut dengan intrik persahabatan, kebohongan, dan pembalasan dendam.
Pengenalan Tokoh
Baca Juga: "The Reader" Dosa Masa Lalu dan Beban Moral yang Tak Terhapuskan
Di pusat cerita ada enam sahabat yang merupakan anggota perkumpulan mahasiswi Theta Pi:
Jessica (Leah Pipes) – Ketua geng yang dominan dan licik.
Cassidy (Briana Evigan) – Sosok yang lebih berhati-hati dan memiliki moral yang lebih kuat dibanding yang lain.
Ellie (Rumer Willis) – Gadis pemalu yang mudah panik.
Claire (Jamie Chung) – Elegan dan tenang, tetapi tetap setia pada kelompoknya.
Megan (Audrina Patridge) – Korban dari prank yang memicu tragedi.
Chugs (Margo Harshman) – Sosok pemberani yang selalu siap berpesta.
Mereka hidup dalam dunia kemewahan dan pesta tanpa henti, hingga suatu malam kesalahan fatal mengubah segalanya.
Konflik: Prank Berujung Kematian
Kisah bermula ketika geng ini merencanakan prank terhadap Garrett, pacar Megan. Mereka berpura-pura membuatnya percaya bahwa Megan telah meninggal setelah overdosis. Namun, lelucon ini berubah menjadi tragedi ketika Garrett secara tidak sengaja membunuh Megan dengan benar-benar menusuknya menggunakan linggis.
Ketakutan akan masa depan mereka, para sahabat ini memutuskan untuk membuang mayat Megan ke dalam sumur tambang tua dan bersumpah untuk merahasiakan kejadian tersebut. Namun, satu tahun kemudian, seseorang yang mengetahui rahasia mereka mulai mengincar satu per satu.
Resolusi: Teror yang Menghantui
Pada malam pesta kelulusan mereka, pesan misterius mulai muncul. Foto-foto linggis yang pernah digunakan untuk membunuh Megan menjadi tanda bahwa ada seseorang yang tahu apa yang terjadi.
Baca Juga: "The Reader" Dosa Masa Lalu dan Beban Moral yang Tak Terhapuskan
Satu per satu, anggota Theta Pi mulai diburu oleh sosok bertudung hitam dengan senjata khasnya—linggis tajam yang telah dimodifikasi. Kecurigaan mengarah pada Garrett, tetapi semakin banyak korban berjatuhan, semakin jelas bahwa pelakunya bukan hanya seorang pria yang patah hati.
Saat semuanya terungkap, persahabatan mereka diuji hingga batas akhir. Kepercayaan runtuh, dan hanya mereka yang cukup cerdas serta cepat berpikir yang bisa bertahan hidup.
Konklusi: Rahasia Tidak Pernah Mati
"Sorority Row" bukan sekadar film slasher dengan adegan pembunuhan brutal. Film ini menggambarkan bagaimana sebuah kebohongan kecil dapat berkembang menjadi teror yang tak terbendung.
Keangkuhan dan keegoisan para tokoh membuat mereka terjebak dalam konsekuensi yang mengerikan. Tidak ada yang bisa lari dari masa lalu, dan kebenaran selalu menemukan jalannya sendiri.
Karakter Tokoh dan Dinamika Mereka
Jessica: Pemimpin yang cerdas tetapi manipulatif, berusaha menjaga rahasia dengan cara apa pun.
Baca Juga: The Ritual Killer Misteri Pembunuhan Ritual dan Sisi Gelap Kepercayaan
Cassidy: Sosok paling manusiawi di antara mereka, mencoba mencari jalan keluar tanpa harus mengorbankan nyawa.
Ellie: Karakter rapuh yang menjadi saksi bagaimana rasa bersalah bisa menghancurkan seseorang.
Megan: Meskipun sudah meninggal, kehadirannya tetap terasa dan menjadi pemicu utama dari teror yang terjadi.
Pesan Moral: Karma Tak Bisa Dihindari
Film ini mengajarkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya. Rahasia yang dikubur tidak akan pernah benar-benar hilang, dan kejahatan yang dilakukan, sekecil apa pun, pada akhirnya akan menuntut balas.
"Sorority Row" adalah film yang membuktikan bahwa ketakutan terbesar seseorang bukanlah monster di luar sana, tetapi dosa yang mereka coba sembunyikan sendiri.
Dengan ketegangan yang dibangun secara perlahan dan adegan penuh kejutan, "Sorority Row" adalah tontonan wajib bagi penggemar slasher horror yang menyukai cerita dengan misteri dan twist yang mengejutkan.
Editor : Redaksi