SURABAYA - Sahabat Tikta, pernah nggak sih ngerasa hidup kayak lagi jalan di tempat? Usia udah kepala dua, tapi rasanya belum ada yang benar-benar beres. Karier belum jelas, hubungan masih penuh tanda tanya, dan masa depan? Boro-boro kebayang, mikirin besok aja kadang udah bikin pusing. Kalau kamu pernah (atau sedang) ngalamin ini, selamat datang di dunia Quarter Life Crisis. Drama kehidupan yang sayangnya, nggak bisa di-skip begitu aja.
Apa Itu Quarter Life Crisis?
Baca Juga: Pernah Dikhianati, Kini Kamu Menjadi Pribadi yang Tak Tergoyahkan
Quarter life crisis adalah fase ketika seseorangbiasanya di rentang usia 20 hingga awal 30-an merasa cemas, bingung, dan kehilangan arah. Banyak yang merasa tertinggal karena membandingkan diri dengan orang lain, khususnya lewat media sosial. Ada juga yang merasa hidupnya nggak sesuai dengan ekspektasi, entah dari diri sendiri, keluarga, atau lingkungan.
Tanda-Tandanya, Kamu Pernah Ngalamin?
• Merasa nggak puas dengan pekerjaan yang sekarang.
• Bingung harus ambil keputusan besar (lanjut kuliah, ganti kerja, atau pindah kota?).
• Cemas lihat teman-teman mulai settle, sementara kamu masih coba-coba.
• Ngerasa “stuck” tapi juga takut ambil risiko.
• Sering overthinking soal makna hidup (serius!).
Kenapa Bisa Terjadi?
Baca Juga: Healing Tiap Minggu, Tapi Mental Tetap Boncos: Ada Apa Sih?
Tekanan hidup di era sekarang beda banget sama generasi sebelumnya. Ekspektasi tinggi, informasi numpuk dari mana-mana, dan tuntutan buat “sukses di usia muda” bikin beban makin berat. Ditambah lagi, fase ini biasanya jadi titik transisi: dari dunia kuliah ke dunia kerja, dari idealisme ke realita.
Bisa Diatasi Nggak?
Bisa banget. Nggak ada jalan pintas memang, tapi kamu bisa mulai dari:
• Validasi perasaan sendiri: Kamu nggak lebay. Perasaan itu valid.
• Kurangi banding-bandingin diri: Hidup bukan lomba lari.
Baca Juga: Sibuk Beneran atau Cuma Gaya? Realita Hustle Culture Anak Muda
• Ngobrol dengan orang yang dipercaya: Kadang cerita aja udah cukup melegakan.
• Coba hal baru: Bisa bantu kenal potensi dan minat baru.
• Kalau perlu, konsultasi ke profesional: Nggak usah gengsi cari bantuan.
Quarter life crisis bukan aib atau kelemahan. Justru, ini adalah bagian dari proses tumbuh dan mengenal diri. Jangan buru-buru merasa gagal. Kamu cuma lagi nyari arah, dan itu normal. Pelan-pelan aja, yang penting tetap jalan.
Editor : Redaksi