JAKARTA - Gemma Arterton bukan hanya aktris Inggris yang memulai kariernya sebagai Bond girl. Dalam lebih dari satu dekade, ia membuktikan dirinya mampu menghidupkan karakter perempuan yang kompleks, berani, dan sering kali melawan arus.
Berikut lima film yang menampilkan transformasi akting aktris tersebut:
Baca Juga: The Keeping Room Ketika Rumah Menjadi Medan Perang, Perempuan Bangkit Tanpa Ampun
1. The Disappearance of Alice Creed (2009)
Dalam thriller ini, Arterton memerankan Alice, seorang wanita muda yang diculik dan disekap oleh dua pria. Dengan latar ruang terbatas dan jumlah pemain minimal, film ini mengandalkan intensitas akting. Arterton berhasil menampilkan karakter yang kuat dan penuh perhitungan, menjadikan film ini sebagai salah satu penampilan terbaiknya.
2. Tamara Drewe (2010)
Sebagai Tamara, jurnalis yang kembali ke kampung halamannya, Arterton memancarkan pesona dan kecerdasan. Karakter Tamara yang kompleks menarik namun penuh luka diperankan dengan nuansa yang tepat, menunjukkan kemampuan Arterton dalam komedi satir.
3. Byzantium (2012)
Gemma berperan sebagai Clara, vampir wanita yang hidup berabad-abad bersama anak perempuannya. Film ini menantang stereotip vampir dan mengangkat isu patriarki, dengan karakter Clara yang kuat dan tragis sekaligus melindungi.
Baca Juga: Stake Land: Dunia Runtuh, Tapi Harapan Masih Berdenyut
4. The Girl with All the Gifts (2016)
Meski bukan tokoh utama, Gemma sebagai Miss Justineau tampil sebagai guru penuh empati dalam dunia yang dilanda wabah zombie. Karakternya menjadi kunci moral yang menghadapkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
5. Summerland (2020)
Gemma memerankan Alice, penulis yang kesepian selama Perang Dunia II dan dipaksa merawat anak pengungsi. Hubungan yang awalnya dingin berubah menjadi hangat. Film ini menampilkan sisi emosional Gemma dalam peran yang reflektif dan menyentuh.
Baca Juga: 2073 Saat Masa Depan Tak Lagi Memberi Pilihan
Catatan: Gemma Arterton, Wajah Lain Perempuan dalam Sinema
Melalui lima film ini, Gemma Arterton menegaskan peran perempuan di layar tak melulu soal cinta atau kecantikan. Ia hadir sebagai tokoh-tokoh yang penuh lapisan pemberontak, penyintas, pengasuh, bahkan pemangsa dan menyampaikan kekuatan seorang perempuan tak selalu terlihat dari senjata atau suara keras, tapi dari keputusan-keputusan sunyi yang ia ambil saat dunia meragukannya.
Di tengah industri yang kadang membatasi aktris pada stereotip, Arterton melawan arus. Dengan pilihan-pilihan peran yang menantang, ia menulis ulang narasi tentang perempuan dalam film, dan memberi kita pandangan yang lebih jujur, lebih dalam, dan tentu lebih menggugah.
Kalau kamu belum menonton satu pun film di atas, mungkin inilah waktunya untuk memulai karena di balik setiap tokoh yang ia mainkan, selalu ada cerita yang layak didengar.
Editor : Redaksi